Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tiket Kereta Cetap Direncanakan US$16 Per Orang

Tarif kereta cepat Jakarta—Bandung diperkirakan mencapai US$16 per penumpang saat mulai beroperasi pada 2019
Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan pembiayaan kereta cepat Jakarta-Bandung akan dibiayai dari utang luar negeri./JIBI
Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan pembiayaan kereta cepat Jakarta-Bandung akan dibiayai dari utang luar negeri./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA — Tarif kereta cepat Jakarta—Bandung diperkirakan mencapai US$16 per penumpang saat mulai beroperasi pada 2019.

Dengan pergerakan kurs saat ini antara Rp12.000 hingga Rp14.000, tiket kereta api cepat ini nantinya akan berkisar antara Rp200 ribu hingga Rp225 ribu.

Direktur Utama PT Wijaya Karya (WIKA) Bintang Perbowo mengatakan nilai tiket tersebut masih merupakan perkiraan sementara. Pihaknya masih sangat berhati-hati dalam menghitung kebutuhan investasi proyek raksasa tersebut.

Hari ini, Jumat (16/10/2015), konsorsium BUMN dalam negeri yang dipimpin WIKA telah menandatangani  Join Venture Agreement dan Deed of Establishment dengan China Railway International Co. Ltd.

Dalam kesepakatan kerja sama tersebut, China Railway akan menanggung 40% dari ekuitas, sedangkan mitra lokal yang terdiri dari WIKA, Jasa Marga, PT KAI, dan PTPN VIII menanggung 60%.

Bintang mengatakan pendanaan proyek ini akan mengandalkan dana pinjaman dari China Development Bank (CDB) hingga sekitar 75% dari kebutuhan total investasi. Ditargetkan pada November mendatang kesepakatan pinjaman sudah ditandatangani.

“China Railway adalah nasabah terbesar CBD. Sejauh ini, kesepakatan pinjaman sudah finalisasi. Mudah-mudahan November karena konstruksikan Insya Allah kita mulai di awal 2016,” katanya, Jumat (16/10/2015).

Bintang mengatakan kontruksi ditargetkan membutuhkan waktu hingga tiga tahun, atau hingga 2028 akhir. Dengan demikian, pengoperasian kereta cepat ini sudah dapat dimulai di semester pertama 2019.

Menurutnya, untuk tahap awal penghasilan badan usaha akan lebih banyak ditopang oleh bisnis Transit Oriented Development (TOD) dibandingkan dari ticketing. Oleh karena itu, saat ini pihaknya juga tengah menyusun masterplan tentang TOD ini untuk nantinya ditawarkan pada pengembang dalam maupun luar negeri.

“Tapi jangan nanti pengembang itu menyimpang dari masterplan sehingga tetap asri, ekogreen, karena konsep kita adalah smart city,” katanya.

Menurutnya, pengembangan penghasilan dari TOD juga penting sebab pemerintah Indonesia tidak memberi jaminan apa pun terhadap proyek kereta cepat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper