Bisnis.com, JAKARTA - Pembangunan kereta cepat Jakarta—Bandung berbasis Transit Oriented Development (TOD) dapat segera dimulai setelah penandatanganan kerja sama PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan China Railway International Co. Ltd. yang dilakukan pada Jumat (16/10/2015).
Dalam kerja sama tersebut, PSBI terdiri dari konsorsium empat BUMN yakni PT Wijaya Karya Tbk. sebesar 38%, PT Kereta Api Indonesia (KAI) sebesar 25%, PT Perkebunan Nusantara VIII sebesar 25% dan PT Jasa Marga Tbk. dengan porsi 12%.
Pembiayaan akan dilakukan dengan skema 75% pinjaman dari China Development Bank sementara 25% sisanya menggunakan ekuitas perusahaan.
Direktur Utama Jasa Marga Adityawarman mengungkapkan, pihaknya melihat peluang bisnis yang besar dalam proyek ini. Pasalnya, pembangunan kereta cepat ini akan memberikan nilai tambah terhadap tol Jakarta-Cikampek milik Jasa Marga yang kini telah mencapai titik jenuh.
“Bagi Jasa Marga akan ada value tersendiri. Dengan dibangun kereta cepat ini, jalan tol kita akan semakin lancar dan kita juga mendapatkan keuntungan dari pengembangan kota di sekitar koridor,” ujarnya, Jumat (16/10/2015)
Dia mengestimasikan nilai investasi yang akan dikeluarkan oleh Jasa Marga berkisar Rp350 miliar hingga Rp480 miliar, atau sekitar 12% dari total nilai ekuitas konsorsium Indonesia yang diperkirakan mencapai Rp 4 triliun. Jumlah ini, ujarnya, didasarkan pada asumsi bila nilai total investasi yang dibutuhkan untuk proyek ini mencapai Rp60 triliun.
“Perhitungan kami belum sampai detail, karena penandatanganan baru hari ini. Kita masih akan berunding, yang jelas dana PMN tidak boleh dipakai untuk ini. Kita bisa buat obligasi, nanti kita lihat,” tambahnya.