Bisnis.com, JAKARTA- Produksi sektor perikanan pada negara-negara OECD mengalami penurunan 39% sejak 1988 karena penangkapan ikan secara berlebihan.
Laporan OECD terbaru 'The OECD Review of Fisheries' menyatakan produksi dari budidaya perikanan pada tahun lalu justru menjadi penanda sektor itu menjadi sumber yang lebih besar dari pada perikanan tangkap.
Selain itu, papar laporan itu, negara-negara Asean pun semakin meningkat untuk menjadi pusat produksi ikan, konsumsi dan perdagangan, tren yang meningkat dalam beberapa tahun belakangan.
Selain itu, OECD menyatakan, perekonomian China telah mendorong peningkatan konsumsi produk perikanan. Konsumsi per kapita di negara itu naik dari 10,34 kilogram pada 2000 menjadi 14,62 kilogram pada 2011.
"China juga secara bersamaan menjadi produsen perikanan, budidaya perikanan dan pengekspor ikan terbesar," demikian OECD dalam keterangannya, Kamis (15/10/2015).
Roger Martini, Analis Senior Perikanan OECF, mengatakan solusi untuk menghidupkan kembali pertumbuhan sektor perikanan pada negara-negara OECD adalah dengan perbaikan pengelolaan. Dia menuturkan sejumlah negara sudah mengalami kemajuan namun masih banyak yang harus dilakukan.
"Kebijakan baru Uni Eropa pada sektor perikanan menempatkan penekanannya pada keberlanjutan, dan Amerika Serikat sudah menunjukkan bahwa pendekatan yang berbasis ilmu pengetahuan akan membawa hasil," katar Martini.
OECD menyatakan produk perikanan merupakan komoditas pangan yang paling tinggi diperdagangkan, yakni 37% dari ikan yang dihasilkan melintasi perbatasan dalam beberapa titik.