Bisnis.com, SAMARINDA - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur berencana merevisi rencana program jangka menengah daerah (RPJMD) untuk mengakomodir rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir.
Dalam RPJMD Kalimantan Timur, pembangunan PLTN memang tidak masuk dalam perencanaan tersebut. Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek menuturkan pihaknya siap merevisi RPJMD dan memasukkan program pembangunan PLTN di Talisayan, Berau.
“Itu dinamika pembangunan, RPJMD bisa di revisi,” katanya, Kamis (15/10/2015).
Awang menjelaskan keputusan akhir PLTN saat ini berada di tangan presiden. Apalagi sudah ada tiga daerah—Kaltim, Kalbar, dan Bangka Belitung—yang mengajukan permintaan pembangunan nuklir. Pemerintah daerah hanya berperan mempersiapkan pembangunan tersebut dan memilih teknologi yang paling aman.
Kendati demikian, rencana pemprov merevisi RPJMD nampaknya tidak akan berjalan mulus. DPRD Kalimantan Timur justru menolak rencana pembangunan PLTN tersebut.
Penolakan atas rencana tersebut berasal dari sejumlah fraksi seperti PDI-P, Hanura, PAN, PKB, dan Demokrat. Ketua Fraksi PDI-P DPRD Kaltim Veridiana Huraq Wang mengatakan rencana pembangunan PLTN tidak sesuai dengan spirit green energy yang dikumandangkan provinsi Kaltim.
Apalagi program tersebut belum dimasukkan dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) Kaltim.
Veridiana mengatakan teknologi nuklir sudah ditinggalkan oleh banyak negara maju. Meskipun bisa menjadi solusi krisis listrik di Kalimantan, resiko PLTN dinilai tidak sebanding dengan manfaat tersebut. Dia berharap pemerintah provinsi mempertimbangkan rencana pembangunan tersebut.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Fraksi Hanura Herwan Susanto. Dia menjelaskan secara bulat menolak rencana pembangunan PLTN di Talisayan, Berau. Dia menilai pembangkit tersebut memiliki resiko besar yang harus dipertimbangkan.
Sebelumnya, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan daerah (Balitbangda) Kaltim Dwi Nugroho mengatakan rencana awal PLTN tersebut akan berkapasitas 50 MW.
Selanjutnya, pemerintah provinsi berharap bisa membangun hingga 1.000 MW di masa mendatang. Dia menuturkan pembangunan pembangkit ini bisa membutuhkan waktu hingga 10 tahun