Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PELARANGAN IMPOR: Pengusaha Janji Serap Garam Rakyat

Kalangan pengusaha garam menyatakan siap menyerap garam lokal di tingkat petambak untuk menutupi kekurangan bahan baku setelah ditutupnya izin impor komoditas tersebut.
Petani garam/Ilustrasi
Petani garam/Ilustrasi

Bisnis.com, BANDUNG - Kalangan pengusaha garam menyatakan siap menyerap garam lokal di tingkat petambak untuk menutupi kekurangan bahan baku setelah ditutupnya izin impor komoditas tersebut.

Sekretaris Asosiasi Industri Pengguna Garam Indonesia Cucu Sutara mengatakan penyerapan garam lokal diperlukan setelah pelarangan izin impor yang dikeluarkan pemerintah.

Menurutnya, volume garam lokal yang akan diserap bisa mencapai 1 juta ton yang diperkirakan memasuki musim panen hingga akhir tahun ini.

"Kami akan menyerap garam lokal agar para petambak tidak kesulitan memasarkan saat panen raya kali ini," ujarnya, Rabu (7/10/2015).

Cucu menjelaskan penyerapan garam lokal meliputi untuk konsumsi lokal dan industri meskipun mayoritas belum memenuhi persyaratan.

Pihaknya akan memberikan bimbingan terhadap petambak agar produksinya memenuhi standar industri.

"Mau tidak mau garam industri sekarang harus dipenuhi dari lokal dengan catatan kami melakukan bimbingan bagi petambak tentang standar kualitas garam bagi industri," tuturnya.

Pihaknya optimistis penyerapan garam lokal akan sesuai target mengingat musim kemarau diperkirakan masih berlanjut hingga akhir tahun nanti, akan sangat membantu produksi petambak.

Selama ini kebutuhan garam industri selalu didapatkan dari impor yang mencapai 600.000 ton per tahun.

Untuk menggantikannya, para petambak khususnya di Indramayu dan Kabupaten Cirebon harus diberikan pemahaman dan keterampilan tentang kualitas garam industri.

Sebelumnya, lima perusahaan yang merupakan anggota Asosiasi Industri Pengguna Garam Indonesia (AIPGI) menandatangani nota kesepahaman untuk penyerapan garam di wilayah Cirebon pada musim 2015 sekitar 105 ton.

Ketua Asosiasi Petani Garam Indonesia (Apgasi) Jabar, M. Taufik mengatakan penyerapan garam di wilayah Cirebon dan Indramayu baru sekitar 3.000 ton dan kabarnya bakal dilanjutkan sebanyak 17.000 ton.

Adapun dalam nota kesepakatan bersama, lanjutnya, penyerapan oleh lima perusahaan anggota AIPGI baru sekitar 105 ton, tetapi masalah kualitas menjadi catatan tersendiri.

"Pelaku industri tentu ingin menyerap garam yang bisa digunakan dengan standar kualitas yang diinginkan," katanya.

Taufik mengungkapkan secara kasat mata garam produksi petani Cirebon dan Indramayu sudah cukup bagus mulai dari kebersihan, bentuk dan kadar airnya, tetapi jika diuji di laboratorium kadar NaCl di dalamnya masih kurang.

"Rata-rata kadar NaCl garam di Cirebon dan Indramayu hanya 89,5%, seharusnya di atas 94%," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper