Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Okupansi Ruang Sewa Perkantoran di Surabaya Turun 15%

Kondisi ekonomi yang tengah lesu saat ini cukup berdampak pada okupansi ruang perkantoran sewa di Surabaya yang turun hingga 15% dibandingkan okupansi tahun lalu.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, SURABAYA – Kondisi ekonomi yang tengah lesu saat ini cukup berdampak pada okupansi ruang perkantoran sewa di Surabaya yang turun hingga 15% dibandingkan dengan okupansi tahun lalu.

Meski begitu, dalam dua tahun ke depan diperkirakan permintaan ruang perkantoran sewa di Surabaya akan meningkat seiring dengan kebijakan-kebijakan baru pemerintah dalam memperbaiki perekonomian.

Direktur Utama Virtual Office, Erwin A Soerjadi mengatakan okupansi ruang perkantoran yang dikelola oleh Virtual Office tahun ini ternyata hanya mampu mencapai 75%. Dibandingkan tahun lalu okupansinya mencapai 90%.

“Surabaya memang banyak perkantoran baru, tetapi kondisi ekonomi sekarang ini berpengaruh dan akhirnya ruang sewa kantor juga ikut menurun,” katanya kepada Bisnis.com, Selasa (6/10/2015).

Dia mengatakan tren kebutuhan ruang perkantoran sewa ke depan adalah ruangan kecil nan efisien. Apalagi perkantoran di Kota Surabaya sebagai pusat perkonomian wilayah timur.

Menurutnya walaupun banyak pengembangan gedung perkantoran di Surabaya pinggir, tetapi sewa kantor di cental business district (CBD) Segitiga Emas Surabaya (Jl. Basuki Rahmat, Jl. Panglima Sudirman, Tunjungan) masih akan dicari oleh pengusaha terutama pengusaha asing yang mau membuka cabang.

“Untuk pengusaha asing biasanya cenderung memilih lokasi CBD, tetapi untuk lokal mungkin akan memilih ke pinggir, misalnya di wilayah barat di sana pun juga sangat berkembang kawasannya,” jelasnya.

Adapun saat ini Virtual Office telah memiliki empat cabang perkantoran sewa yakni di gedung Intiland Tower 40 unit, Mandiri Tower I ada 15 unit, Mandiri Tower II ada 30 unit dan Spazio ada 40 unit kantor.

Ruangan kantor yang disewakan rerata tiap unit mampu dihuni oleh 3 orang karyawan, dengan harga sewa rata-rata sekitar Rp5 juta/unit/bulan.

Sementara itu, Saraswanti Group yang merupakan perusahaan berbasis pupuk, kini semakin gencar menggarap pasar properti. Baru-baru ini Saraswanti mengembangkan perkantoran AMG Tower di Surabaya dengan investasi Rp120 miliar.

CEO Saraswanti Group Harry Handono mengatakan kebutuhan perkantoran di Surabaya ke depan bakal semakin besar. Pasalnya, semakin banyak investor lokal dan internasional yang melirik Surabaya dalam pengembangan bisnis.

“Industri kreatif juga terus tumbuh sehingga mereka juga memerlukan perkantoran yang reperesentatif,” katanya.

Menurutnya, perkantoran itu tidak harus berada di pusat kota mengingat kondisi lalu lintas tengah kota kerap terjadi kemacetan.

CBD baru atau CBD yang berada di kawasan barat, selatan, dan timur justru kini yang sedang diincar oleh investor.

“Selain harganya murah dibandingkan di pusat kota, aksesnya pun juga lebih mudah. Misalnya di kawasan Jl. A Yani yang  dulu tidak banyak investor yang tertarik tapi sekarang justru kadi rebutan masuk kesini,” ujarnya.

Adapun proyek AMG Tower yang telah memasuki tahap topping off pada Senin (5/10/2015) tersebut memiliki tinggi 23 lantai. Rencananya, sekitar 7 lantai di antaranya akan dijual dengan harga Rp24 juta/m2 dan sisa lantai lainnya bakal disewakan sekitar Rp150.000/m2.

AMG Tower ditargetkan beroperasi pada April 2016. Pada tahun pertama okupansinya diharapkan mencapai 60%. Tahun kedua meningkat 70% hingga di atas 80%.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper