Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gaprindo Tolak Kenaikan Target Cukai Tembakau 2016

Gabungan Produsen Rokok Putih Indonesia (Gaprindo) menolak dengan tegas target penerimaan cukai 2016 yang disampaikan oleh Kementerian Keuangan karena kenaikan target penerimaan cukai hasil tembakau yang diajukan oleh pemerintah tersebut masih eksesif.
Buruh mengerjakan proses pelintingan rokok Sigaret Kretek Tangan (SKT) di Kudus, Jawa Tengah, Jumat (22/5)./Antara-Yusuf Nugroho
Buruh mengerjakan proses pelintingan rokok Sigaret Kretek Tangan (SKT) di Kudus, Jawa Tengah, Jumat (22/5)./Antara-Yusuf Nugroho

Bisnis.com, JAKARTA—Gabungan Produsen Rokok Putih Indonesia (Gaprindo) menolak dengan tegas target penerimaan cukai 2016 yang disampaikan oleh Kementerian Keuangan karena kenaikan target penerimaan cukai hasil tembakau yang diajukan oleh pemerintah tersebut masih eksesif.

Seperti disampaikan oleh Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Suahasil Nazara dalam rapat dengan Badan Anggaran DPR RI pada 30 September 2015, target cukai mendapat penurunan sebesar Rp9,8 triliun dari Rp155,5 triliun menjadi Rp145,7 triliun.

Namun, perlu menjadi catatan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, sekitar 95% dari target penerimaan cukai sudah pasti dibebankan kepada industri hasil tembakau.

Dengan mempertimbangkan hal tersebut, maka target penerimaan cukai tembakau untuk 2016 masih berada di angka sekitar Rp140 triliun.

Ketua Gaprindo M. Moeftie menyampaikan berdasarkan realisasi penerimaan cukai tembakau hingga Agustus 2015, maka dapat diestimasikan realisasi penerimaan cukai tembakau tahun ini hanya akan mencapai sekitar Rp115 triliun, di luar tambahan penerimaan dari PMK 20/2015.

“Artinya, sudah bisa dipastikan penerimaan cukai tahun ini jauh di bawah sasaran,” ujarnya, Kamis (1/10/2015).

Berdasarkan hal itu , maka target kenaikan cukai tembakau yang telah direvisi saat ini, yaitu menjadi sekitar Rp140 triliun, masih terlalu tinggi dan tidak realistis karena akan mengalami kenaikan sekitar 21% dibandingkan dengan estimasi realisasi penerimaan tahun 2015.

Merujuk pada data survey AC Nielsen, pada tahun ini kemampuan daya beli masyarakat tengah menurun sebesar 1,7% dibandingkan dengan tahun lalu.

Sementara itu, Direktur Jenderal Bea dan Cukai menyatakan produksi rokok di Indonesia pada 2014 -2015 mengalami penurunan, dan bahkan tren ini akan terus berlanjut pada 2016.

“Jika Kementerian Keuangan telah memahami bahwa produksi rokok mengalami penurunan sejak tahun 2014, lalu darimana pemerintah akan memenuhi kenaikan cukai tembakau 2016? Belum lagi, beban industri hasil tembakau akan bertambah dengan adanya kenaikan tarif PPN hasil tembakau di tahun 2016,” ujar Moeftie.

Mempertimbangkan hal tersebut, Gaprindo dengan tegas menolak rencana penerimaan cukai tembakau 2016 yang diajukan oleh pemerintah karena kenaikannya masih terlalu tinggi di tengah tren penurunan produksi rokok.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Herdiyan
Editor : Herdiyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper