Bisnis.com, BOGOR – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur menyayangkan sikap investor garam asal Australia dan China yang tidak melanjutkan komitmen investasi di daerah tersebut.
“Mereka kurang konsisten. Setelah dikasih rekomendasi segala macam malah pergi tidak kembali-kembali,” ujar Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan NTT Aba Maulaka di Bogor, Jawa Barat, Senin (28/9/2015).
Aba bercerita dua investor itu semula ingin menggarap bisnis garam di Kabupaten Kupang dan Kabupaten Nagekeo. Pemerintah daerah pun telah memfasilitasi mereka dengan lahan hingga ratusan hektare (ha). Namun, dalam perjalanannya investor itu malah mengeluhkan kondisi lahan.
“Kalau nanti kembali ada-ada saja alasannya. Padahal seharusnya dikembangkan dan disesuaikan dulu,” katanya.
Pemprov NTT, imbuh Aba, tidak ingin lagi terbuai dengan janji-janji investasi asing. Karena itu, Pemprov akan lebih fokus untuk memberdayakan petani garam a.l. dengan utilisasi teknologi geomembran.
“Di daerah kami ada tambak garam sekitar 10.000 ha. Nanti dana dari bantuan dari pemerintah pusat bisa digunakan untuk mereka,” ujarnya.