Bisnis.com, SAMARINDA - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur siap mengimpor sekitar 11.000 ekor sapi indukan dari Australia akhir tahun ini.
Kepala Dinas Pertanian Kalimantan Timur Dadang Sudarya mengatakan saat ini pihaknya sudah mengantongi rekomendasi impor dari Kementerian Pertanian dan izin dari Kementerian Perdagangan. Pengapalan perdana sapi-sapi tersebut direncanakan pada 10 Oktober 2015. Adapun pelayaran Darwin-Balikpapan diperkirakan membutuhkan waktu delapan hari.
“Pengapalan sapi ini akan dilakukan dalam empat tahap hingga akhir tahun ini,” ujarnya, Senin (21/9/2015).
Dadang menjelaskan impor perdana ini akan menganggkut sebanyak 3.850 ekor sapi dari Darwin yang akan didistribusikan kepada petani di Kabupaten Paser dan Penajam Paser Utara. Adapun tahap kedua sebanyak 2.050 sapi, tahap ketiga 3.000 ekor, dan tahap terakhir sebanyak 2.050 ekor sapi.
Dadang berharap seluruh sapi tersebut bisa selesai dikapalkan di tahun ini. Kendati demikian, dia juga menuturkan pengapalan ini bisa saja molor karena sejumlah kendala. Salah satunya adalah populasi sapi di Australia yang saat ini semakin menyusut. Selain itu, jika musim hujan tiba pengapalan akan terkendala transportasi dari padang rumput ke pelabuhan.
Impor 11.000 indukan sapi ini merupakan bagian dari upaya Pemprov Kalimantan Timur mengejar target swasembada sapi di 2018. Pada tahun itu, diperkirakan populasi sapi di Kaltim mencapai 2 juta ekor dengan kebutuhan hanya 500.000 ekor.
Program impor indukan sapi ini didanai oleh APBD dan APBN dengan porsi paling besar dari pemerintah pusat. Sapi-sapi ini nantinya akan diberikan kepada 200 kelompok tani di berbagai kabupaten dan kota di Kalimantan Timur. Sapi yang diimpor merupakan jenis Brahman Cross.
Menurut Dadang, sapi-sapi ini akan dikembangkan melalui sistem integrasi sapi dengan kebun sawit dan integrasi sapi dengan lahan bekas tambang batu bara. Perinciannya, sebanyak 10.000 ekor akan dipelihara di wilayah kebun kelapa sawit, sedangkan sisanya di lahan bekas tambang.
Dua kabupaten yaitu Paser dan Kutai Kartanegara dipilih menjadi tempat pemeliharaan sapi di lahan bekas tambang dengan masing-masing luas lahan 100 hektar dan 80 hektar. Guna memuluskan program tersebut Dinas Peternakan menggandeng peneliti dari Institut Pertanian Bogor agar lebih produktif.
Sementara itu, terkait dengan kebutuhan sapi potong untuk Idul Adha, Dadang menuturkan stok yang tersedia sudah lebih dari cukup. Dinas Peternakan memperkirakan kebutuhan sapi di Kaltim untuk keperluaan Hari Raya Kurban mencapai 9.000 ekor, sedangkan stok yang tersedia sebanyak 11.000 ekor.
Dadang juga memastikan stok sapi untuk memenuhi kebutuhan hingga akhir tahun telah mencukupi. Dia memprediksi kebutuhan sapi mencapai 66.000 per tahun.