Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RI Tak Punya Lahan Seluas Nevada di AS untuk Kembangkan PLTS

Pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Indonesia salah satunya yakni tiadanya lahan yang menghampar luas seperti padang gurun Nevada di Amerika Serikat.
Pembangkit listrik tenaga surya di atap gedung/zmescience.com
Pembangkit listrik tenaga surya di atap gedung/zmescience.com

Bisnis.com, BANDUNG - Kendala pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Indonesia salah satunya yakni tiadanya lahan yang menghampar luas seperti padang gurun Nevada di Amerika Serikat.

PT LEN Industri (Persero) sebagai perusahaan milik negara yang bergerak di renewable energy menyadari salah satu kendala ataupun hambatan dalam pengembangan PLTS adalah persoalan lahan yang membutuhkan space yang cukup luas.

Oleh karenanya, Manajer Corporate Communication PT Len Donny Gunawan PT Len Industri menyatatkan perseroannya mengarahkan investasi PLTS-nya ke Indonesia wilayah Timur.

“Biasanya di negara-negara seperti Amerika itu mereka taruh di gurun pasir seperti Nevada, makanya di kami kalau mau investasi yang agak murah, yaitu di Indonesia Timur, apalagi lahannya masih mencukupi” ujarnya kepada Bisnis, Senin (14/9/2015).

Oleh karenanya, terobasan dalam pengembangan listrik tenaga surya yang saat ini coba dilakukan Kementerian ESDM yakni pemanfaatan roof top atau atap gedung sebagai panel surya untuk mengonversi cahaya matahari menjadi listrik.

Terkait PLTS yang saat ini tengah dibangun PT LEN, dia menerangkan listrik yang diproduksi dari PLTS di Kupang menggunakan sistem on grid yang listriknya dipasok secara langsung ke PLN, tidak seperti PLTS milik Len lainnya.

“Jadi tidak menggunakan baterai. Panel langsung ke inverter, langsung ke PLN,” sebutnya.

PT LEN sebelumnya telah membangun pembangkit listrik on grid yang serupa di Karang Asem, Bali, berkapasitas 1 MW sebagai proyek dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

“Kalau yang di Kupang ini kami investasi sendiri, modal sendiri,” sebut Donny.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Abdalah Gifar

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper