Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta PT Pertamina (Persero) menurunkan harga avtur di dalam negeri, agar dapat bersaing dengan bahan bakar minyak untuk pesawat terbang di luar negeri.
Pramono Anung, Sekretaris Kabinet, mengatakan selama ini pesawat yang melakukan penerbangan jarak jauh selalu transit di Singapura untuk mengisi avtur. Pasalnya, harga avtur di dalam negeri saat ini lebih mahal dibandingkan dengan negara lain.
"Kalau penurunan harga avtur dapat dilakukan, tentu bisa memberikan manfaat bukan hanya dalam dunia penerbangan, tetapi juga kepada sektor pariwisata, dan devisa negara," katanya di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (8/9/2015).
Dwi Soetjipto, Direktur Utama Pertamina, mengatakan perusahaan akan melakukan efisiensi dalam proses produksi avtur di kilang yang ada di dalam negeri. Untuk itu, badan usaha milik negara tersebut akan melakukan berbagai inovasi di kilang, agar dapat menekan harga jual avtur.
Sekedar diketahui, avtur merupakan bahan bakar khusus yang tidak mendapat subsidi pemerintah. Artinya, harga avtur sangat tergantung dengan harga di pasar global, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Di Depot Bandara Soekarno-Hatta, saat ini Pertamina menjual Jet A-1 dengan harga US$46,60 cent per litre untuk penerbangan internasional, dan US$51,40 cent per litre untuk penerbangan domestik. Untuk Jet A-1 yang tidak diantarkan ke pesawat, perusahaan mematok harga US$73,02 cent per liter.
"Kami juga meminta pemerintah untuk mendukung kami dengan mengurangi pajak pada produk yang dijual, sehingga harganya lebih kompetitif," ujarnya.
Menurutnya, perusahaan akan mengoptimalkan minyak mentah di dalam negeri, dan bekerja sama dengan swasta agar dapat menekan harga avtur. Bahkan, perusahaan akan berusaha mengurangi harga avtur hingga 15%, agar dapat bersaing dengan Singapura.