Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar Melambung, PT ASDP Urung Beli Kapal

PT ASDP Indonesia Ferry mengurungkan rencana pembelian lebih dari 10 unit kapal feri akibat melambungnya rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry Danang S Baskoro mengatakan pengadaan kapal itu untuk melayani sejumlah lintasan seperti dari Pulau Jawa ke Bali, Bali ke Lombok, dan Balikpapan.
Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP)/Ilustrasi-Antara
Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP)/Ilustrasi-Antara

Bisnis.com, JAKARTA - PT ASDP Indonesia Ferry mengurungkan rencana pembelian lebih dari 10 unit kapal feri akibat melambungnya rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry Danang S Baskoro mengatakan pengadaan kapal itu untuk melayani sejumlah lintasan seperti dari Pulau Jawa ke Bali, Bali ke Lombok, dan Balikpapan.

Dia belum bisa memperkirakan kapan pembelian bisa dilakukan. Dia berharap kondisi perekonomian bisa segera diperbaiki sehingga perusahaan negara yang bergerak di bidang transportasi penyeberangan ini dapat segera berinvestasi.

“Dolar naik, nih, pengaruh. Kita mau ngadain kapal jadi terpengaruh. Kita mau beli [kapal], tapi sekarang kondisinya begini, nanti disalahin, mahal, kemudian pemborosan devisa,” ujarnya, Minggu (6/9/2015).

Kapal-kapal itu, jelasnya, termasuk untuk menambah eksistensi kapal di Lintas Ketapang-Gilimanuk sebagai pengganti kapal landing craft tank (LCT). Seperti diketahui, Kementerian Perhubungan telah mengeluarkan aturan penghentian operasional 14 unit kapal LCT di lintas tersebut per 31 Desember 2015.

Dia menuturkan sebanyak empat sampai enam unit kapal roll on-roll off harus bisa berada di Lintas Ketapang-Gilimanuk untuk menggantikan posisi kapal LCT. Keseluruhan kapal yang rencananya akan didatangkan tahun ini berasal dari Jepang, Korea, atau Inggris.

Saat ini, terang Danang, perusahaan industri galangan kapal nasional telah penuh dengan pesanan. Kapal RoRo di lintas itu akan berukuran 2.000 GT dengan nilai Rp120 miliar per unit.

“Kalau tambah yang itu [Ketapang-Gilimanuk] bisa enam unit. Enam unit itu bisa sama dengan kapal LCT sebanyak 12 unit. Mudah-mudahan bisa sebelum 31 Desember, mudah-mudahan dolarnya enggak naik,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Veronika Yasinta
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper