Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PPEI Targetkan 50 Pendamping Ekspor UMKM di Tiap Kabupaten/Kota

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Kementerian Perdagangan menargetkan mampu mengumpulkan setidaknya 50 pelaku usaha per kabupaten/kota untuk mengikuti diklat pendampingan.
Peningkatan daya saing ekspor bisa didapatkan dengan memacu produk ekspor berupa barang jadi./ppei
Peningkatan daya saing ekspor bisa didapatkan dengan memacu produk ekspor berupa barang jadi./ppei

Bisnis.com, MANADO - Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ekspor-Impor (PPEI) Kementerian Perdagangan berencana mengumpulkan 50 pelaku usaha per kabupaten/ kota untuk mengikuti diklat pendampingan.

Menurut Parluhutan S. Tado, Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ekspor, hal tersebut merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan jumlah wirausahawan di Indonesia, sekaligus meningkatkan daya saing di era perdagangan bebas saat ini.

"Program ini masih baru. Kami menargetkan dapat mengumpulkan 50 orang yang merupakan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah [UMKM], serta 30 pelaku eksportir untuk pendampingan," katanya di Manado, seperti dikutip Bisnis.com, MInggu (6/9/2015).

Pasalnya, dirinya mencatat program bantuan kepada pelaku UMKM dinilai tidak memberikan efek jangka panjang. Sebaliknya, program bantuan atau hibah itu justru tidak merangsang kemandirian pelaku usaha.

Berdasarkan data Kemendagri, jumlah wirausaha di Indonesia hanya berjumlah 450.000 orang, sedangkan populasi Indonesia mencapai 250 juta. "Rasionya sangat timpang. Di beberapa negara tetangga, misalnya Malaysia dan Singapura, rasio wirausahawan bahkan menembus 13%," ucapnya.

Selain menggenjot jumlah wirausahawan baru, Kemenag juga berupaya untuk mendorong kenaikan kelas para pengusaha dari level usaha mikro hingga ke menengah. Jika memungkinkan, mereka akan terus diupayakan menembus pasar luar negeri.

Namun, upaya tersebut masih terganjal dengan minimnya respons pemerintah daerah. "Baru sekitar lima provinsi yang mengajukan diri, misalnya Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Sulawesi Selatan," jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Disperindag Sulawesi Utara Thai Hasudungan Siregar mengatakan peningkatan daya saing ekspor bisa didapatkan dengan memacu produk ekspor berupa barang jadi.

"Selama ini, komoditas andalan ekspor Sulut adalah kelapa dan minyak. Kedua produk tersebut adalah barang setengah jadi," tambahnya.

Disperindag Sulut mencatat realisasi ekspor berdasarkan surat keterangan asal turun 15% per semester I/2015 jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Adapun, realisasi ekspor senilai US$83,41 sepanjang Januari-Juni 2015, sedangkan pada periode yang sama tahun lalu nilai ekspor mencapai US$98,2 juta.

Sebaliknya, volume ekspor justru menunjukkan kenaikan menjadi 94,15 juta kg pada semester I/2015, sedangkan semester I/2014 sebanyak 89,98 juta kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper