Bisnis.com, BANDUNG - Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat yang diproyeksikan sejumlah pihak dapat mencapai sekitar 5% hingga akhir tahun, dinilai sebagai target yang realistis dan optimistis dapat tercapai.
Peneliti Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Jawa Barat Acuviarta Kartabi mengatakan pertumbuhan ekonomi di Tanah Priangan yang pada triwulan II/2015 berada di level 4,88% bisa terkerek setidaknya di level 5%.
“Ada kontribusi pertumbuhan di triwulan III dan IV, yaitu dari realisasi anggaran. Belanja pemerintah yang masih sekitar 30% bisa naik, bisa berkontribusi. Juga perbaikan kinerja ekspor meski tipis, dari sisi permintaan,” katanya, Rabu (2/9/2015).
Dia mengakui saat ini yang dapat diandalkan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yaitu belanja pemerintah, net ekspor, serta investasi berupa penanaman modal dalam negeri (PMDN). Adapun penanaman modal asing, menurutnya, masih terbentur kurs rupiah.
Menurutnya, peningkatan PMDN masih dapat didorong, setidaknya untuk realisasi investasi yang telah dicanangkan sebelumnya. Sementara PMA, yang selama ini cukup mendominasi di Jabar, pertumbuhannya dinilai akan rendah.
Di luar hal itu, kendala ataupun hambatan yang dinilai akan menjegal pertumbuhan tersebut, sebut Acuviarta, yakni potensi pemutusan hak kerja (PHK) dan pengangguran.
“Dari sisi konsumsi daya beli agak tertekan karena harga sejumlah barang kebutuhan pokok khususnya sampai triwulan III/2015, naik cukup signifikan. Daya beli akan tertekan meski tingkat inflasi rendah,” ujarnya.