Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KANTOR STAF PRESIDEN: Pertumbuhan Ekonomi Sulit Menyentuh 5% Tahun Ini

Deputi III Bidang Pengelolaan Isu Strategis Kantor Staf Presiden Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan pemerintah berusaha keras mengerem kemerosotan ekonomi dengan berbagai kebijakan.nn

Bisnis.com, JAKARTA - Deputi III Bidang Pengelolaan Isu Strategis Kantor Staf Presiden Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan pemerintah berusaha keras mengerem kemerosotan ekonomi dengan berbagai kebijakan.

Menurutnya, segala segala upaya, mulai dari menggenjot serapan anggaran, mengeluarkan paket kebijakan ekonomi, dan groundbreaking proyek infrastruktur akan memperlambat kejatuhan ekonomi atau membalikkan keadaan menjadi lebih baik.

Kebijakan itu, sambungnya, akan terasa pada kuartal IV tahun ini, sehingga kemungkinan pertumbuhan ekonomi mencapai di atas 5% pada tahun depan. Tetapi, ungkapnya, sampai akhir tahun ini sulit untuk menyentuh angka tersebut.

"Untuk tahun ini mungkin agak susah, tapi kalau kita lihat triwulan IV, apakah bisa tumbuh di atas 5%? Kemungkinan bisa tahun depan, mungkin bisa di atas 5%," kata Purbaya di Cikini Jakarta Pusat, Sabtu (29/8/2015).

Dia mengutarakan salah satu pemicu investor meninggalkan Indonesia, karena mereka mulai ragu Jokowi tidak bisa membangun infrastruktur. Namun, lanjutnya, Jokowi membuktikan dengan melakukan groundbreaking Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang Jawa Tengah berkapasitas 2x1000 megawatt yang sudah bertahu-tahun mangkrak.

"Tidak hanya groundbreaking saja, itu akan dimonitor satu bulan sekali itu Batang. Kelihatan, orang akan yakin investor akan balik, rupiah akan menguat, jadi saya bukan memperbaiki sentimen saja, tapi perbaiki fondasi gerakan rupiah secara keseluruhan. kalau fondasi bagus enggak usah teriak-teriak, orang masuk ke sini," ujarnya.

Purbaya menegaskan saat ini pemerintah dalam rangka mengupayakan perbalikan ekonomi melalui berbagai kebijakan. Ketika sentimen positif hadir, serapan anggaran dan pembangunan infrastruktur jalan lebih gampang membalikkan keadaan.

"Yang jelas ketika momentum perbalikan sudah tercipta akan gampang naik terus ke atas. Yang jelas tahun depan untuk di atas 5% amat terbuka lebar," tuturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper