Bisnis.com, JAKARTA – Grup Sinarmas akan mengekspansi lahan-lahan tertidur untuk menambah produksi kelapa sawit guna menyiasati penurunan harga minyak kelapa sawit mentah (CPO).
Direktur Pelaksana Sinarmas Gandi Sulistiyanto mengatakan konglomerasi itu tetap ingin menggenjot produksi sawit kendati harga CPO turun. Namun, dia enggan mengungkapkan secara detail luas lahan yang akan ditanami.
“Kalau untuk memanfaatkan lahan harus bertahap juga karena mengikuti program berkelanjutan yang banyak diminta oleh NGO. Kalau untuk ekspansi lahan baru belum ada rencana,” katanya kepada Bisnis.com usai acara peluncuran LTE-Advanced Smartfren di Jakarta, Rabu (19/8/2015).
Gandi menuturkan produsen kelapa sawit mesti menngatisipasi turunnya harga CPO dengan menggarap pasar-pasar potensial baru di dalam negeri. Dengan demikian, permintaan minyak sawit akan terkerek.
Sinarmas, tutur Gandi, bakal fokus dengan bisnis oleokimia dan biodiesel yang diyakini akan menjadi energi alternatif pada beberapa tahun mendatang. Apalagi, pemerintah ingin menggalakkan biodiesel dengan kadar minyak nabati 15% atau B15.
“B15 itu kan pasar baru yang belum ada sebelumnya. Kami akan genjot hilirisasi dan tahun depan pabrik rafinasi baru sudah bisa beroperasi,” ujarnya.
Berdasarkan laporan tahunan entitas bisnisnya, PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk (SMART), tahun lalu perusahaan itu mengelola 49 perkebunan kelapa sawit di Kalimantan dan Sumatra dengan luas area tanam 139.100 hektare (ha).
Selama 2014, perusahaan berhasil memanen 3 juta ton tandan buah segar (TBS). Produk itu dipasok ke 15 pabrik kepala sawit perusahaan dengan kapasitas terpasang 4,05 juta ton per tahun. Selama tahun itu, SMART memproduksi 752.000 ton CPO.
Di sektor hilir, perusahaan itu memiliki empat pabrik rafinasi dengan kapasitas total 2,6 juta ton CPO/tahun. Sementara oleokimia mampu menghasilkan produksi 88.000 ton per tahun.