Bisnis.com, JAKARTA -- Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri Brigjen Pol. Arthur Tampi mengatakan sudah ada 45 anggota keluarga korban kecelakaan Pesawat Trigana Air yang menyampaikan data antemortem atau data fisik khas korban sebelum meninggal dunia.
"Kita kumpulkan data sebelum kematian, terdiri atas properti yang mereka gunakan apa, tanda-tanda medis, ada rekam gigi, dan foto dari keluarga korban kita minta, apakah ada tato dan bekas operasi kita minta semua," katanya saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (18/8/2015).
Arthur mengatakan begitu jenazah ditemukan, pihaknya akan memeriksa data postmortem (data sesudah meninggal) untuk dicocokan dengan data antemortem. "Itu proses rekonsiliasi, nanti kita lakukan pemeriksaan DNA, rekam gigi, semua berjalan," katanya.
Mengenai jenazah, Arthur mengatakan pihaknya hingga kini belum menerima satupun jenazah korban kecelakaan pesawat tersebut. Karena itu, timnya terus mengumpulkan data antemortem.
Sementaera itu terkait kondisi lapangan, Arthur mengungkapkan lokasi pegunungan menyulitkan timnya untuk menjangkau wilayah tersebut. Sehingga evakuasi harus ditempuh melalui jalur udara.
Seperti diberitakan, Pesawat Trigana Air jenis ATR 42 jatuh di Kamp 3 Distrik Okbape, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
Pesawat dengan nomor registrasi PK-YRN dengan rute penerbangan Jayapura (Sentani)-Oksibil tersebut hilang kontak pada Minggu 16 Agustus sekitar pukul 14.55 WIB.
Pesawat tersebut membawa 49 orang penumpang terdiri dari 44 orang dewasa, 2 anak, dan 3 bayi, diawaki pilot Capt Hasanudin, FO Ariadin, pramugari Ika N dan Dita Amelia, serta teknisi Mario.