Bisnis.com, JakartaKementerian Perhubungan melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan tengah mempersiapkan studi kesiapan transportasi multimoda dalam penyelenggaraan short sea shipping di Jawa. Kajian itu untuk melihat potensi pengguna truk yang bisa beralih ke kapal laut untuk mengurangi beban jalur jalan terutama di Pantai Utara Jawa (Pantura).
Siti Fatimah, Kepala Puslitbang Manajemen Transportasi Multimoda, mengatakan pada studi terdahulu menyatakan bahwa kapal laut tidak bisa bersaing dengan jalur darat sehingga tidak diminati. Sementara, biaya perbaikan jalan akibat beban truk yang harus ditanggung pemerintah lebih besar
Seperti diketahui, pemerintah harus mengeluarkan anggaran pemeliharaan jalur Pantura berkisar Rp1,1, triliun sampai Rp1,6 triliun per tahun
Itu kan biaya semua operator kan tidak melihat itu[biaya perawatan jalan], penyelenggara angkutan barang itu pokoknya melihat biaya murah yang dikeluarkan, katanya, Kamis (13/8/2015).
Dia menargetkan studi ini akan selesai pada akhir tahun sehingga dapat segera direkomendasikan kepada menteri untuk mengambil langkah kebijakan. Guru Besar Transportasi Institut Teknologi Bandung (ITB) Ofyar Z Tamin menuturkan hasil studi itu juga akan memberikan masukan kepada pemerintah terkait subsidi yang harus diberikan kepada operator kapal penyelenggarashort sea shipping
Dalam penelitian sebelumnya (Lohdaya Perkasa, 2014) bahwa bila disubsidi tarif angkutan short sea shipping dari Jakarta-Surabaya (PP) mampu bersaing dengan tarif moda truk. Selain itu, Ofyar menyatakan keberadaan kapal Roll on-Roll off (RoRo) yang tidak bisa menimbang besar angkut muatan truk dapat merugikan pemilik kapal.
Masalah tonase tadi. Jangan jumlah truk [yang masuk ke kapal], tapi tonasenya, Karena kalau satu truk itu 100 ton terus panjang, rugi dong dia [pemilik kapal], ucapnya.