Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berpendapat pada masa lesunya perekonomian nasional seperti saat ini menjadi momen tepat membangun rumah murah. Apa pasal?
Dirjen Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Syarif Burhanuddin menuturkan pelemahan rupiah tidak melorotkan suplai hunian rumah murah dari pengembang. Terbukti sampai akhir Juli 2015, total rumah murah yang akan dan sedang dibangun mencapai 358.000 unit.
Saat ini justru menjadi momentum tepat untuk membangun rumah murah, karena harga komponen material seperti besi dan semen sedang turun. “Jadi keliru kalau asumsinya berdasarkan harga bahan. Tetapi kalau asumsinya berdasarkan harga tanah, memang tanah naik terus,” imbuhnya kepada Bisnis.com.
Dia pun menyebutkan pemerintah akan segera menaikan standar harga rumah bersubsidi. Rumah susun sederhana milik (rusunami) yang terkena pembebasan PPN 10% dengan harga di bawah Rp140 juta akan diubah menjadi Rp300 juta per unit.
Angka ini didapatkan setelah melalui rapat koordinasi dengan stake holder perumahan bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla sejak Mei 2015.
Pembebasan PPN pada rusun diatur dalam Peraturan Pemerintah no. 31 tentang Perubahan Keempat atas PP no.12 tahun 2001. Beleid ini termasuk dalam 10 regulasi yang akan direvisi untuk mewujudkan percepatan pelaksanaan program sejuta rumah.
Di sisi lain, Kementrian PUPR juga mengajukan kenaikan harga RST sebesar 5%. Kenaikan dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan tingkat inflasi. Data Bank Indonesia menunjukkan, per Juli 2015 inflasi mencapai 7,26%, merangkak dari posisi Juli tahun lalu sebesar 4,53%.