Bisnis.com, PADANG - Pemerintah Provinsi Sumatra Barat berencana membentuk BUMD untuk bekerjasama dengan PT Radiant Bukit Barisan E&P yang menggarap potensi minyak dan gas di Kabupaten Sijunjung.
Kepala Dinas Pertambangan dan ESDM Sumbar Marzuki Mahdi mengatakan perusahaan migas dalam negeri tersebut tengah mendalami potensi minyak yang ada di daerah itu.
"Mereka [PT Radiant Bukit Barisan E&P] masih proses menyelidiki potensi. Dari satu sumur yang diteliti, potensinya ada. Tetapi belum bisa ditentukan berapa cadangannya," kata Marzuki, Kamis (6/8/2015).
Dia mengatakan pemerintah setempat berencana mendirikan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang akan bekerjasama dengan investor untuk menggarap potesi minyak dan gas di Sumatra Barat.Menurutnya, dari penelitian tahap awal ditemukan adanya potensi minyak bumi dan gas yang bisa dikembangkan di daerah itu.
Sebelumnya, R Suryaman, General Manager PT Radiant Bukit Barisan E&P Sijunjung menyebutkan pihaknya menyiapkan investasi Rp3,8 triliun sejak 2013 untuk menggarap potensi minyak di Sijunjung.
"Untuk tahap awal, perusahaan tersebut akan membangun empat sumur. Sekarang sudah rampung satu sumur yaitu Sinamar I, target kami empat titik dalam waktu dekat," katanya.
Dia menargetkan perusahaan itu mampu memproduksi minyak pada 2017 dari sumur-sumur yang tengah dibangun saat ini. Untuk jangka panjang, perseroan berencana membangun 12 sumur eksplorasi.
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengatakan investasi tersebut akan mendorong masuknya investasi sektor lainnya ke Sumbar. Apalagi, potensi sumber daya alam masih sangat besar di daerah itu, terutama potensi energi.
"Untuk minyak, 2017 targetnya sudah berproduksi. Ini akan mendorong investasi lainnya ke Sumbar," kata.Irwan menuturkan nilai investasi ke daerahnya menunjukkan tren peningkatan sejak 2011.
Data BKPM setempat mencatatkan realisasi penanaman modal asing (PMA) mencapai US$65 juta dengan capaian 311,70%, dengan PMDN sebesar Rp1,6 triliun pada 2011.Lalu pada 2012, nilai investasi asing US$86 juta dan PMDN Rp749 miliar atau menurun lebih dari 50% dari tahun sebelumnya.
Pada 2013 investasi PMA US$136 juta dan investasi dalam negeri Rp873,7 miliar. Selanjutnya, tahun lalu investasi asing maupun PMDN mengalami penurunan akibat pemilu dan pemilihan presiden, diikuti krisis ekonomi global. Nilai investasi asing pada 2014 hanya US$29,5 juta dan PMDN Rp1,2 triliun.Sedangkan sampai semester I/2015 nilai investasi asing yang masuk ke daerah itu US$26,4 juta dan investasi penanaman modal dalam negeri sebesar Rp255 miliar.