Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bulog Targetkan Serap 2 Juta Ton Beras dan Gabah

Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) menargetkan mampu menyerap hingga 2 juta ton beras dan gabah setara beras dari petani dalam negeri hingga akhir tahun.
Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) menargetkan mampu menyerap hingga 2 juta ton beras dan gabah setara beras dari petani dalam negeri hingga akhir tahun./JIBI
Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) menargetkan mampu menyerap hingga 2 juta ton beras dan gabah setara beras dari petani dalam negeri hingga akhir tahun./JIBI
Bisnis.com, JAKARTA - Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) menargetkan mampu menyerap hingga 2 juta ton beras dan gabah setara beras dari petani dalam negeri hingga akhir tahun.
 
Djarot Kusumayakti, Direktur Utama Bulog, mengatakan dirinya telah membuat perencanaan agar Bulog mampu menyerap beras dan gabah setara beras hingga 2 juta ton sepanjang tahun ini. Dengan begitu, cadangan beras hingga akhir tahun diperkirakan berada pada level 1,6 juta ton.
 
Kalau melihat dengan keluar masuk cadangan beras yang kami miliki, mungkin diperkirakan cadangan beras kami mencapai 1,6 juta ton, katanya di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (6/8/2015).
 
Djarot menuturkan saat ini Bulog masih membuat kajian terkait penyerapan beras untuk mengantisipasi El Nino. Kajian tersebut untuk menentukan berapa banyak yang perlu diserap Bulog, dan berapa cadangan yang harus disiapkan Bulog untuk mengantisipasi El Nino.
 
Menurutnya, pemerintah memang menginginkan Bulog menyerap seluruh beras yang diproduksi petani pada panen raya Agustus-September. Bulog sendiri akan mengoptimalkan penyerapan beras dan gabah setara beras dari petani.
 
Amran Sulaiman, Menteri Pertanian, sebelumnya mengatakan pihaknya meminta Bulog menyediakan stok beras hingga 2,5 juta ton pada akhir Oktober tahun ini. Cadangan itu dipelukan untuk menjaga ketahanan pangan saat kekeringan terjadi di beberapa wilayah.
 
Menurutnya, Bulog telah menyatakan kesiapannya untuk menyerap beras yang diproduksi oleh petani saat masa panen Agustus-September tahun ini.
 
Amran menuturkan pemerintah selama ini aktif meminta pemerintah daerah membangun waduk dengan skala kecil atau embung, dan sumur dangkal untuk mengantisipasi kekeringan. Cara tersebut berhasil menyelamatkan 100.000 hektare lahan pertanian yang selama ini mengalami kekeringan.
 
Saat ini kekeringan diperkirakan masih terjadi di Indramayu, Cirebon, Demak, Pati, Grobogan, Bojonegoro, dan Timor Tengah Selatan. Tim upaya khusus yang dibentuk pemerintah pun terus mencari cara untuk mengantisipasi kekeringan di wilayah tersebut.
 
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lili Sunardi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper