Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Petani Minta Tanaman Hortikultura Juga Diasuransikan

Petani minta tanaman holtikultura juga diansuransikan karena biaya budidaya yang mahal sehingga jika gagal panen bisa ditanggung perusahaan asuransi.
Produk-produk hortikultura/Bisnis
Produk-produk hortikultura/Bisnis

Bisnis.com, MALANG - Petani minta tanaman hortikultura juga diansuransikan karena biaya budidaya yang mahal sehingga jika gagal panen bisa ditanggung perusahaan asuransi.

Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia Jawa Timur Sukoco mengatakan dengan dilindungi asuransi, maka saat petani hortikultura gagal panen tidak terlalu terpuruk karena biaya produksi sebagian ditanggung perusahaan asuransi. Petani bisa cepat memulai kembali menanam tanaman hortikultura, seperti cabai.

“Namun jika kondisi normal, tanaman hortikultura seperti cabai, sangat jarang terjadi gagal panen, kecuali ada bencana, seperti gunung meletus sehingga abunya menutupi tanaman,” ujarnya di Malang, Rabu (5/8/2015).

Perawatan tanaman cabai juga lebih mudah. Tanaman tersebut tidak terlalu membutuhkan air, tidak seperti tanaman pangan seperti padi dan lainnya.

Namun, biaya produksi cabai sangat mahal. Per hektare lahan cabai membutuhkan investasi setidaknya Rp100 juta.

Dengan investasi sebesar itu, maka sudah selayaknya dilindungi. Bagi perusahaan asuransi, dia nilai, tanaman cabai layak dilindungi karena dari sisi bisnis memungkinkan.

Hal itu bisa terjadi karena gagal panen sangat kecil. Seperti saat musim kemarau, petani tentu akan menanam tanaman tersebut di dataran rendah yang pasokan air irigasi masih mencukupi.

Dengan begitu, maka kemungkinan tanaman cabai kekurangan air sehingga berpengaruh pada gagal panen, sangat kecil.

Selain itu, untuk efisiensi penggunaan air, petani juga sudah menggunakan sistem mulsa plastik, yakni menutupi tanaman dengan plastik.

Selain itu, petani cabai juga sudah menggunakan irigasi tetes sehingga penggunaan air bisa lebih efisien. Keuntungan lain, petani bisa menanam cabai pada musim kemarau, saat persediaan air irigasi menipis.

Dengan begitu, kerugian yang diderita perusahaan asuransi karena harus membayar klaim karena gagal panen juga jarang terjadi.

Dengan biaya produksi yang mahal, dia memahami, jika nantinya premi yang ditawarkan perusahaan nominalnya tinggi.

Sangat ideal jika sebagian premi ditanggung pemerintah seperti pada tanaman pangan, yakni padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kedelai, dan kacang ijo.

Namun jika pemerintah menganggap tanaman hortikultura bukan prioritas yang komoditasnya dilindungi, petani siap membayar sendiri premi asuransi tanamannya.

Dia memperkirakan, petani hortikultura terutama cabai, mau dan mampu membayar premi tanaman yang dibudidayakannya.

“Jadi kami menunggu kemauan politik dari pemerintah dan respon dari perusahaan asuransi,” ujarnya.

Usulan bahwa tanaman hortikultura terkait berdasarkan pengalaman saat terjadi erupsi Gunung Kelud pada 2014. Kerugian yang dialami petani cukup besar karena tanamannya rusak tertimbun debu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Choirul Anam
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper