Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Turun Dipicu Aksi Jual

Harga minyak dunia turun lagi pada Senin (Selasa pagi WIB), dengan minyak mentah Brent jatuh sekitar lima persen, setelah data baru menunjukkan manufaktur Tiongkok dan AS melemah serta di tengah kekhawatiran tentang kelebihan pasokan global.
/Ilustrasi
/Ilustrasi

Bisnis.com, NEW YORK--Harga minyak dunia turun lagi pada Senin (Selasa pagi WIB), dengan minyak mentah Brent jatuh sekitar lima persen, setelah data baru menunjukkan manufaktur Tiongkok dan AS melemah serta di tengah kekhawatiran tentang kelebihan pasokan global.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September anjlok 4,1 persen atau 1,95 dolar AS menjadi ditutup pada 45,17 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan September berakhir pada 49,52 dolar AS per barel, jatuh 2,69 dolar AS atau 5,2 persen dari penutupan Jumat lalu di Intercontinental Exchange London.

Kemunduran di pasar minyak memperpanjang penurunan tajam pada Jumat lalu, lebih dari dua persen, setelah OPEC mengatakan tidak akan memangkas produksinya dalam menghadapi penuruanan harga.

Data manufaktur baru di Amerika Serikat dan Tiongkok, dua ekonomi dan konsumen energi terbesar dunia, mempersuram prospek permintaan minyak.

Sebuah indikator ekonomi swasta penting di sektor manufaktur Tiongkok, indeks pembelian manajer (PMI) Caixin, jatuh pada Juli ke level terendah dua tahun di 47,8, lebih dalam ke wilayah kontraksi. Angka 50 menandai batas antara pertumbuhan dan kontraksi. PMI resmi menunjukkan penurunan menjadi 50,0 pada Juli dari 50,2 pada Juni.

"Kami telah meningkatkan kekhawatiran permintaan dari ide kondisi manufaktur Tiongkok telah melambat lagi," kata Gene McGillian dari Tradition Energy.

Di AS, indeks pembelian manajer dari Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan aktivitas manufaktur mendingin menjadi 52,7 pada Juli dari 53,5 pada Juni.

"Setiap perubahan di bidang manufaktur akan secara bertahap mengingat permintaan lemah di luar negeri, penurunan investasi yang berhubungan dengan energi, dan penguatan dalam dolar AS," kata Ryan Sweet dari Moody Analytics.

Di sisi penawaran, menambah kekhawatiran yang telah lama berjalan tentang banjir pasokan global adalah komentar menteri perminyakan Iran, Bijan Zanganeh, tentang peningkatan ekspor minyak Iran setelah sanksi-sanksi dicabut sebagai bagian dari kesepakatan negara itu dengan enam negara besar untuk membatasi program nuklirnya.

"Ia percaya bahwa mereka akan naik 500.000 barel per hari hanya seminggu setelah sanksi-sanksi dicabut, meningkat satu juta barel setelah hanya satu bulan. Meskipun kita menganggap skenario ini tidak realistis, itu berkontribusi terhadap penurunan harga minyak saat ini," kata analis Commerzbank dalam catatan pasar.

Harga juga menghadapi tekanan turun menyusul "tanda-tanda bahwa produsen utama di Timur Tengah terus memompa pada tingkat rekor meskipun kelebihan pasokan global terus meningkat," kata United Overseas Bank Singapura dalam komentar pasarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Rustam Agus
Sumber : Antara/Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper