Bisnis.com, JAKARTA—Di tengah turunnya daya beli masyarakat, Badan Pusat Statistik melaporkan penumpang udara domestik Januari-Juni 2015 naik sebesar 14,06% menjadi 32,2 juta penumpang dari 28,3 juta penumpang pada periode yang sama tahun lalu.
Ketua Umum Indonesia Nasional Air Carriers Association (INACA) Arif Wibowo yang juga CEO Garuda Indonesia Airlines mengatakan kenaikan ini disebabkan oleh rendahnya harga tiket pesawat dan pertumbuhan segmen penumpang untuk segmen menegah ke atas.
“Selain itu, rata-rata maskapai menjual tiketnya dengan harga yang lebih rendah. Sebagai contoh, tiket domestik Garuda Indonesia rata-rata turun sebesar 11%,” ungkapnya, Senin (03/08).
Untuk semester dua, Arif memperkirakan akan ada kenaikan karena normalnya dari Juli hingga Desember pertumbuhan penumpang akan lebih tinggi mengingat banyaknya liburan di periode tersebut.
Namun, Arif berharap industri pernerbangan tidak serta-merta menunggu kenaikan tersebut. Dia menghimbau agar maskapai terus memperhatikan bisnis ini dengan seksama.
“Saya tidak ingin berasumsi bahwa semester dua lebih baik, karena semuanya bergerak,” ujarnya.
Terkait dengan proyeksi pertumbuhan industri maskapai tahun ini, Arif menjelaskan pertumbuhannya masih akan berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi 5%. “Saya pikir mungkin secara konservatif masih seperti itu,” tambahnya.
Di tengah perlemahan ekonomi, dia melihat maskapai dalam negeri harus mengikuti pola pertumbuhan pasokan dan permintaan yang ada dengan berpatokan kepada pertumbuhan lalu lintas udara, yakni mencari pasar yang sesuai.
BPS melaporkan penumpang angkutan udara domestik pada periode Januari-Juni 2015 naik 14,06% dengan konsentrasi penumpang tertinggi di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng dan Bandara Juanda, Surabaya sebesar masing-masing 28,54% dan 9,73%.