Bisnis.com, JAKARTA – Sebanyak enam pabrik gula rafinasi yang sempat menghentikan produksinya karena kehabisan bahan baku saat ini masih belum mulai berproduksi secara normal kendati pemerintah telah mengeluarkan izin impor gula mentah.
Pabrik gula tersebut saat ini masih mengusahakan agar bisa mendapat bahan baku menyusul dikeluarkannya izin impor gula mentah untuk triwulan III 2015 oleh Kementerian Perdagangan.
Menurut Wakil Ketua Asosiasi Gula Rafinasi (Agri) Albert Yusuf Tobogu proses impor gula bisa memakan waktu beberapa minggu, tergantung negara asal impor.
“Aturan tersebut kan dikeluarkan beberapa hari sebelum Lebaran jadi sekarang masih dalam proses impor. Karena setelah aturan dikeluarkan belum tentu kita bisa langsung dapat bahan baku,” katanya saat dihubungi Bisnis, Selasa (28/7/2015).
Proses impor, kata dia, butuh waktu paling cepat dua pekan jika didatangkan dari negara terdekat yakni Thailand. Sementara jika mengimpor dari negara lain yang lebih jauh, prosesnya bisa paling lambat 45-50 hari.
Albert menjelaskan, dari enam pabrik gula rafinasi yang sempat kekurangan bahan baku, empat di antaranya benar-benar mati. Keempatnya yakni PT Berkah Manis Makmur, PT Dharmapala Usaha Sukses, PT Medan Sugar Industry dan PT Makasar Tene.
Adapun dua pabrik lain yang juga sempat shut down yakni PT Andalan Furnindo, dan PT Sentra Usahatama Jaya.
Dalam dua hari ke depan, hanya satu dari enam pabrik itu, yakni PT Berkah Manis Makmur (BMM) yang akan bisa beroperasi kembali dalam dua hari ke depan.
Pasalnya pabrik tersebut saat ini sudah berhasil mengurus impor gula dari Thailand.
“Kapalnya sudah tiba kemarin dan sekarang masih proses bongkar. PT BMM bisa cepat karena kami sendiri turun tangan langsung ke Bangkok, sementara (lima pabrik) lain masih dalam tahap negosiasi,” jelasnya.
Terlambatnya izin impor gula mentah dikeluarkan membuat pabrik-pabrik tersebut diperkirakan baru bisa mulai berproduksi kembali pada Agustus mendatang.
Kondisi kehabisan bahan baku ini bukan yang pertama kali dialami pabrik-pabrik gula di Indonesia.
Pada akhir 2014 lalu empat pabrik gula juga sempat berhenti beroperasi sementara karena alasan kekurangan bahan baku yang dipicu kebijakan alokasi impor gula.
Tahun lalu pemerintah hanya mengeluarkan izin impor sebesar 2,8 juta ton, sementara Agri meminta alokasi impor gula mentah 3,05 juta ton.
Selain jumlahnya yang kurang dari permintaan asosiasi, sistem pemberian izin secara triwulan dinilai jadi faktor penyebab terulangnya masalah tersebut.