Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Payung Kertas Kalibagor Tergerus Zaman

Produk kerajinan payung kertas selama ini menjadi salah satu ikon produk kerajinan di wilayah Kalibagor Banyumas
Payung kertas tergerus zaman/Antara
Payung kertas tergerus zaman/Antara

Bisnis.com, JAKARTA- Produk kerajinan payung kertas selama ini menjadi salah satu ikon produk kerajinan di wilayah Kalibagor Banyumas.

Maklum, payung kertas ini pernah mengalami masa kejayaan pada zamannya, hingga serbuan payung impor berbahan parasut dan berangka besi mulai masuk pasaran sekitar 1970-an.

Akibatnya, para perajin tradisional yang dulu menggantungkan hidup dari payung kertas telah banyak yang meninggalkan pekerjaannya. Kini hanya tersisa tiga keluarga yang konsisten melestarikan produk kerajinan peninggalan kakek buyut ini.

Memori kejayaan payung kertas rupanya masih terekam jelas dalam ingatan Sudirno, salah satu perajin payung kertas yang tersisa di wilayah Kalibagor.

Saat Bisnis mengunjungi kediamannya di RT 5 RW 3 No 45 Desa Kalibagor Banyumas, tidak terlihat aktivitas produksi payung yang menggunakan bahan dasar bambu sebagai rangka dan kertas semen sebagai payung ini.

Sudirno menuturkan saat ini produksi payung kertas dilakukan jika ada pesanan dari konsumen. Pesanan payung kertas hanya datang dari wilayah Barlingmascakeb (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, dan Kebumen). Itu pun permintaan lebih banyak pada payung kertas yang digunakan untuk prosesi pemakaman, dibanding payung kertas hias dan payung kertas untuk souvenir.

Payung kertas untuk kebutuhan pemakaman dihargai Rp20.000-Rp35.000. Sementara itu payung suvenir mulai Rp25.000. Yang paling laris payung kertas untuk kematian yang biasanya ditinggal di kuburan. Itu pun dikirim ke toko khusus yang jual kebutuhan pemakaman. Untuk suvenir atau hias, kadang kala saja, tuturnya.

Sudirno menceritakan produksi payung kertas sudah dimulai hampir bersamaan dengan berdirinya pabrik gula yang menjadi salah satu ikon wilayah Kalibagor Banyumas.

Pabrik gula yang menjadi kebanggaan masyarakat Banyumas ini didirikan oleh Van De Cook pada 1838. Kejayaan payung kertas berlangsung cukup lama, sebelumnya akhirnya payung modern yang diproduksi secara masal itu menggempur pasar Banyumas pada 1970-an.

Pada masa jayanya produk kerajinan payung kertas Kalibagor hampir dapat ditemui di seluruh Jawa seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, hingga luar Jawa seperti Bali.

Payung kertas Kalibagor dikenal mampu bertahan cukup lama. Ini karena penggunaan lem tradisional yang dibuat secara tradisional dengan bahan kulit kayu salam yang ditumbuk.

Penggunaan lem ini akan merekat kuat walau terkena panas dan hujan, meski sudah bertahun-tahun. Lem ini juga digunakan untuk melapisi kertas semen agar tahan terhadap guyuran air hujan.

Pada saat itu, hampir seluruh warga desa Kalibagor menjadi perajin tradisional payung kertas. Menurunnya jumlah pesanan membuat mereka memilih beralih profesi untuk menyambung hidup.

Namun, tidak demikian dengan Sudirno yang ingin melestarikan produk kerajinan peninggalan kakek buyutnya ini. Dia dibantu istri dan dua anaknya dengan telaten membuat payung kertas yang tidak cukup diselesaikan dalam waktu satu hari ini.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper