Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Reshuffle Kabinet: Chatib Basri Diganjal Isu Neolib dan Bom Waktu Quatro Deficit

Di antara sejumlah nama yang masuk dalam daftar kandidat menteri, Chatib Basri paling tidak terganjal oleh dua isu: neolib dan bom waktu quatro deficit.
Chatib Basri/Bisnis
Chatib Basri/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA—Di antara sejumlah nama yang masuk dalam daftar kandidat menteri, Chatib Basri paling tidak terganjal oleh dua isu: neolib dan bom waktu quatro deficit.

Wacana reshuffke Kabinet Kerja pemerintahan Jokowi terus menguat seiring munculnya sejumlah nama untuk masuk ke jajaran kementerian perekonomian menyusul kritikan sejumlah kalangan terhadap kinerja sektor tersebut.

Peneliti lembaga Lingkar Study Perjuangan, Agus Priyanto menilai sosok menteri yang akan masuk di sektor ekonomi tidak boleh jauh dari kebijakan pemerintah dengan cita-cita Trisakti dan program Nawacita.

Sebelumnya sejumlah nama sempat disebut-sebut akan masuk ke jajaran kementerian tersebut seperti ekonomi Rizal Ramli, Chatib Basri dan Darmin Nasution.

Menanggapi isu menguatnya nama Chatib Basri untuk menduduki pos tersebut, Agus menyatakan bahwa mantan menteri keuangan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu dikhawatirkan akan menjauhkan kebijakan pemerintah dari cita-cita tersebut.

Agus menilai, Chatib adalah sosok menteri yang memanjakan pasar daripada kepentingan rakyat luas.

Menurutnya, Chatib yang dikenal luas dengan pernyataannya tentang ‘kantongi nasionalismu’ tersebut jelas akan bertentangan dengan cita-cita Trisakti dan Nawacita yang mengharapkan kehadiran peran negara di tengah-tengah rakyatnya.

Dia mencontohkan rekam jejak kontraproduktif Chatib basri bagi sektor transportasi publik.

Saat menjabat menteri keuangan, ujarnya, Chatib menurunkan tarif impor komponen dan suku cadang atau sparepart untuk industri mobil low cost green car (LGCC).

Akibatnya, penjualan mobil LGCC di dalam negeri melonjak dari nol menjadi 150.000 unit hanya untuk tahun 2014.

“Jadi bukan mencari jalan untuk mengembangkan transportasi publik, malah melakukan pengurangan pajak impor sparepart dan komponen mobil kutu yang membuat kota-kota besar di Indonesia tambah macet,” ujarnya, Selasa (14/7/2015).

Agus juga menilai Chatib meninggalkan quatro deficits yang terdiri dari defisit neraca perdagangan, defisit neraca pembayaran, defisit transaksi berjalan dan defisit APBN.

“Rupiah pun semakin rontok dan Chatib mewariskan masalah quatro deficit kepada Jokowi,” ujar Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper