Bisnis.com, JAKARTA – Dalam upaya menjaga hubungan baik diplomasi ekonomi antara Indonesia dan Jepang, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menggelar Bilateral Technical Meeting Indonesia-Jepang di Makassar pada 2-3 Juli lalu.
Pertemuan tersebut secara khusus membahas tindak lanjut kesepakatan Presiden RI dengan PM Jepang untuk memperkuat kerja sama di bidang ekonomi melalui pengoptimalan kerangkaIndonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA).
Perwakilan Direktorat Asia Timur dan Pasifik (Astimpas) Kemlu Dubes Nur Syahrir Rahardjo dalam sambutannya mengungkapkan pentingnya dilakukan general review pada investasi Jepang di tanah air agar tidak terpusat di sektor otomotif dan tidak hanya direalisasikan di Pulau Jawa.
“Jepang merupakan investor asing terbesar ke-2 Indonesia dengan nilai USD 2,7 milyar. Namun, investasi Jepang mayoritas berada pada sektor otomotif dan didominasi di Pulau Jawa, terutama Jabodetabek. General review ini akan mengembangkan investasi tidak terpusat di sektor dan wilayah tertentu,” ungkap Dubes Syahrir melalui keterangan tertulis yang diterima Bisnis, Senin (6/7/2015).
Dubes Syahrir mengungkapkan untuk mendorong potensi investasi Negeri Sakura, pemerintah pusat akan mendorong keterlibatan dalam melakukan diplomasi ekonomi.
Dalam kegiatan tersebut, Kemlu pun menggelar diskusi bersama seluruh stakeholder terkait terhadap upaya fasilitasi peningkatan ekspor Indonesia ke Jepang, khususnya di bidang pertanian dan perikanan serta peningkatan investasi Jepang di Indonesia.
Selain itu, dipaparkan pula peluang proyek-proyek yang dapat ditawarkan kepada investor Jepang. Masing-masing perwakilan dari Kawasan Industri Makassar (KIMA), BKPMD Sulawesi Selatan, dan Dinas Perhubungan Sulsel.