Bisnis.com, JAKARTA—PT Pelabuhan Indonesia II berencana mengembangkan Pelabuhan Tanjung Carat dengan mengelontorkan investasi sebesar Rp3,2 triliun pada 2016, dalam rangka meningkatkan kapasitas Pelabuhan Boom Baru dan membuka Sungai Musi untuk melayani kapal besar.
Sementara itu, Rabu (8/7/2015), pihak PTBA menyatakan telah melakukan pembahasan tahap awal dengan Pelindo II tentang alternatif transportasi sungai yang belum dimanfaatkan dengan baik.
Sebelumnya, Senin (6/7), Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II R.J. Lino mengatakan perusahaan telah merencanakan menambah kapasitas Tanjung Carat menjadi 20 juta ton.
“Saya mulai dari Tanjung Carat di Sumatra Selatan. Tahap yang akan dibangun kontainer terminal, CPO terminal dan terminal batubara,” jelas Lino.
Selain pengembangan terminal, Pelindo II berencana melakukan pemotongan di 32 titik kelokan Muara Enim, Sungai Musi hingga Tanjung Pematang menuju Tanjung Carat yang panjangnya sekitar 160 km.
Tidak hanya itu, perseroan akan menaikkan tinggi tiang pintu air sehingga dapat dilewati kapal tongkang.
Pengembangan ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas angkutan batubara PT Bukit Asam yang saat ini hanya sekitar 13 juta ton, yakni 10 juta ton dibawa dengan kereta api ke Tarahan. Kemudian 3 juta ton kereta api ke Kertapati di Sungai Musi.
Untuk merealisasikan rencana ini, Pelindo II akhir tahun meneken MoU dengan Gubernur Sumsel untuk membuat materi sungai.
“Kalau di sungai ini tidak ada improvement hanya 750.000 ton batubara yang bisa diangkut dengan kapal tongkang tiap tahunnya karena ada kelokan yang cukup tajam dan kapasitasnya dibatasi oleh korsi Jembatan Ampera tersebut,” tutur Lino.
Namun, dengan rencana ini dan manajemen di Jembatan Ampera yang baik maka kapal tongkang ukuran 10.000 ton dapat melewati sungai tersebut. Pelindo II memperkirakan PT Bukit Asam (PTBA) dapat mengangkut 100 juta ton sampai 150 juta ton per tahun melalui Sungai Musi hingga Tanjung Carat.
Menurut Lino, yang paling penting biaya angkut batubara dari Muara Enim sampai di pelabuhan bisa hemat separuhnya daripada pengangkutan dengan moda lain ke Lampung. “Jadi secara finansial ini menarik bagi PT Bukit Asam,” ungkapnya.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PTBA Joko Pramono mengatakan perusahaan telah melakukan pembahasan tahap awal dengan Pelindo II tentang alternatif transportasi sungai yang belum dimanfaatkan dengan baik.
“Kita akan lakukan studi. Studi mengenai kapasitas sungai dan apa saja yang perlu kita tindak lanjuti,” ujar Joko, Rabu (8/7/2014).
PTBA sendiri telah melakukan kajian tahap awal di level internal terkait pemanfaatan angkutan sungai.
Selain studi internal, PTBA rupanya juga melakukan kajian dengan pihak Jepang mengenai masalah yang sama.
PTBA mengakui saat ini perseroan mempunyai kontrak pengadaan batu bara dengan total 570 ton baik dengan PLN dan industri lain.
Dari besarnya kontrak ini, PTBA mengalami kendala dalam fasilitas transportasi bagi produksi batubaranya tersebut.
“Di samping mengunakan kereta api yang sudah ada, kami juga menjajaki pola kerjasama transportasi. Salah satunya dengan Pelindo,” katanya.