Bisnis.com, JAKARTA - Survei penjualan eceran mengindikasikan bahwa secara tahunan penjualan eceran pada Mei 2015 melambat.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara mengatakan penjualan enceran pada Mei yang melambat tersebut tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Mei 2015 sebesar 179,7.
"Tumbuh sekitar 19,8% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan April 2015 sebesar 23,1% (y-o-y)," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (8/7/2015).
Perlambatan penjualan eceran terjadi pada hampir seluruh kelompok barang, dengan perlambatan terbesar pada kelompok peralatan informasi dan komunikasi, diikuti oleh kelompok barang lainnya.
Secara regional, lanjut Tirta, perlambatan penjualan eceran terjadi di beberapa kota dengan perlambatan terbesar di Jakarta.
Bank Indonesia memperkirakan perlambatan pertumbuhan tahunan penjualan eceran diperkirakan berlanjut pada Juni 2015.
Kondisi itu tercermin dari perkiraan IPR Juni 2015 sebesar 182,2 atau tumbuh 18,5% (y-o-y), lebih rendah dari bulan sebelumnya (19,8%, y-o-y).
"Perlambatan penjualan eceran diperkirakan terjadi pada mayoritas kelompok barang," kata Tirta.
Dia menambahkan survei juga mengindikasikan bahwa tekanan harga pada Agustus dan November 2015 menurun.
Indikasi ini terlihat dari Indeks Ekspektasi Harga (IEH) tiga dan enam bulan yang akan datang masing-masing sebesar 145,9 dan 132,2, lebih rendah dibandingkan 146,4 dan 135,5 pada bulan sebelumnya.
"Penurunan ekspektasi harga ditengarai dipengaruhi oleh kembali normalnya permintaan masyarakat pasca hari Raya Idul Fitri dan adanya program diskon dari beberapa retailer menjelang akhir tahun 2015," tutur Tirta.