Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rieke: Isu JHT Sengaja Digulirkan untuk Tutupi Isu Lebih Penting

Anggota Komisi IX Rieke Diah Pitaloka menduga pemerintah sengaja menggulirkan isu perihal polemik pencairan dana jaminan hari tua untuk menutupi isu yang lebih penting, yakni iuran program jaminan pensiun.n
Sejumlah buruh dari Gerakan Buruh Indonesia (GBI) & KSPI melakukan aksi unjuk rasa menolak peraturan pemerintah soal jaminan hari tua di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat (3/7/2015). Dalam orasinya mereka menolak secara tegas Peraturan Pemerintah No. 46/2015 terkait Jaminan Hari Tua (JHT) yang telah diberlakukan oleh Menaker dan BPJS Ketenagakerjaan./Antara
Sejumlah buruh dari Gerakan Buruh Indonesia (GBI) & KSPI melakukan aksi unjuk rasa menolak peraturan pemerintah soal jaminan hari tua di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat (3/7/2015). Dalam orasinya mereka menolak secara tegas Peraturan Pemerintah No. 46/2015 terkait Jaminan Hari Tua (JHT) yang telah diberlakukan oleh Menaker dan BPJS Ketenagakerjaan./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Anggota Komisi IX Rieke Diah Pitaloka menduga pemerintah sengaja menggulirkan isu perihal polemik pencairan dana jaminan hari tua untuk menutupi isu yang lebih penting, yakni iuran program jaminan pensiun.

Menurutnya, dengan disibukkannya perhatian publik terhadap persyaratan kepesertaan dalam pencairan saldo JHT maka masyarakat sedikit mengabaikan polemik jaminan pensiun.

"Ini sebenarnya hanya akal-akalan saja agar kita tidak fokus ke jaminan pensiun. Jaminan pensiun kami minta direvisi. Besaran iuran pensiun sangat tidak manusiawi," katanya, Senin (6/7/2015).

Pemerintah sendiri telah menetapkan iuran jaminan pensiun yakni 3% dari upah pekerja dengan rincian 2% ditanggung pengusaha dan 1% ditanggung pekerja.

Rieke menambahkan, pemerintah seharusnya merevisi PP jaminan pensiun dengan lebih meningkatkan persentase iuran sehingga manfaat yang diterima bisa lebih besar.

"Kami minta besarannya tidak 3%. Ini sebuah pelecehan terhadap pekerja Indonesia."


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Tegar Arief
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper