Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo harus segera melakukan perombakan Tim Ekonomi dalam Kabinet Kerja guna menggenjot pertumbuhan ekonomi nasional.
"Perombakan (Tim Kerja Ekonomi, red) sudah sangat mendesak untuk menggairahkan pertumbuhan ekonomi Indonesia," kata ekonom Didik J.Rahbini saat tampil sebagai pembicara dalam panel diskusi Kadin NTT, Sabtu (27/6).
"Menurut saya, tidak ada jalan lain bagi Presiden Jokowi kecuali segera mungkin merombak Tim Ekonominya".
Dia mengemukakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada level 4,7% hingga posisi Juni 2015, merupakan yang terendah jika dibandingkan dengan negara lain seperti China, Thailand dan India.
"Ini sebuah ancaman serius yang tidak bisa dipandang enteng, karena diproyeksikan akan terus menurun," katanya.
Hal yang sama, paparnya, juga terjadi pada kinerja ekspor dan impor Indonesia.
Nilai ekspor Indonesia dalam tahun 2015 diperkirakan berada pada titik -0,5% atau turun dari tahun sebelumnya yang berada pada level -0,8%.
Sementara untuk nilai impor, diperkirakan berada pada posisi -2,2% dalam tahun 2015 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang berada pada posisi -0,6%.
Dalam konteks nilai tukar rupiah dan posisi cadangan devisa, lanjut dia, memang masih dalam batas toleransi, dimana cadangan devisa masih sangat tersedia untuk menutup nilai tukar rupiah yang terus anjlok hingga pada posisi Rp12.500/dolar AS.
Mencermati kondisi tersebut, Jokowi perlu segera melakukan pembenahan dan evaluasi total terhadap maju mundurnya kinerja perkembangan dan pertumbuhan ekonomi di negara ini.
Dari sudut pandang ini, Jokowi harus segera memperbaiki visi ekonomi bangsa yang diperankan oleh Tim Ekonomi dalam Kabinet Kerja.
"Menurut saya, tidak ada jalan lain bagi Presiden Jokowi kecuali segera mungkin merombak Tim Ekonominya dalam Kabinet Kerja untuk menggairahkan pasar," katanya menegaskan.