Bisnis.com, JAKARTA—Garuda Indonesia meyepakati kerja sama pengelolaan dan pengembangan usaha kargo udara dengan Cardig Air guna mendongkrak pendapatan sebesar US$10 juta bagi masing-masing pihak.
Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo mengatakan kerja sama tahap awal ini baru meliputi program pengelolaan kargo untuk rute penerbangan Surabaya-Denpasar-Dili.
"Namun ke depannya kami akan mengembangkan pengiriman kargo ke rute-rute domestik dan Internasional," ujarnya.
“Kesempatan kerja sama dengan Cardig Air adalah sebagai perusahaan kargo nasional untuk membantu kita juga jualan sampai ke Dili,” lanjutnya setelah penandatanganan kerja sama, Jumat (26/6/2015).
Selain itu, Arif melihat kesempatan kerja sama ini baik bagi Garuda mengingat perseroan belum menerbangi Dili dengan pesawat besar.
Pada tahap awal, Garuda Indonesia memiliki hak untuk memasarkan atau berperan menjadi marketing untuk space freighter yang dioperasikan oleh Cardig Air.
Pendapatan kargo udara Garuda Indonesia yang saat ini masih memanfaatkan belly space di pesawat penumpang mereka mencapai US$218 juta pada 2015.
Sementara itu, Garuda Indonesia menargetkan pertumbuhan pendapatan kargo hingga US$300 juta.
Dari angka tersebut, sekitar kontribusi pendapatan sebesar 3% diharapkan berasal dari kerja sama ini.
Sementara itu, Cardig Air menargetkan pendapatan tahun ini tumbuh menjadi US$30 juta dari pendapatan tahun lalu sebesar US$20 juta.
Sekitar US$10 juta dari target pendapatan tahun ini diharapkan dari kerja sama ini.
CEO Cardig Air Boyke P. Soebroto mengatakan kesepakatan dengan Garuda Indonesia akan memberikan keuntungan dan kemudahaan bagi perusahaan mengingat Garuda Indonesia memiliki jaringan yang lebih luas.
“Ini suatu kebanggaan bagi kami bekerja sama dengan Garuda Indonesia menyambut Open Sky,” ungkapnya dalam pidato sambutan.
Boyke mengatakan Indonesia memang saat ini belum meratifikasi perjanjian bilateral itu, namun pemerintah memberikan sinyal untuk membuka lima bandara bagi keperluan penerbangan sipil dan sebelas bandara bagi kargo udara.
“Membuka sebelas bandara ini merupakan tantangan luar biasa bagi dunia penerbangan,” katanya.