Bisnis.com, JAKARTA--Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki N Hanafi meyakini efektivitas biaya logistik dapat terwujud apabila ada komitmen bersama dari pemerintah dan pelaku logistik menuntaskan faktor pendorong tingginya biaya logistik.
Persentase penurunan hingga 19%, terangnya, bisa dilakukan secara bertahap selama empat atau lima tahun. Sebelumnya, pemerintah menargetkan akan berusaha menurunkan biaya logistik mencapai 19% dari PDB tahun ini hingga sampai 16% pada 2019.
"Bisa juga dalam setahun atau dua tahun bisa diturunkan. Masalahnya kita berani sama-sama punya komitmen tidak. Kami bersedia buka demi kebaikan bersama," ujarnya, Selasa (23/6/2015).
Menurutnya, saat ini biaya logistik di Indonesia telah mencapai 26% dari PDB akibat kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM), kenaikan upah buruh dan tarif listrik, penurunan kegiatan ekonomi, dan inflasi. Dia berpendapat biaya logistik bisa ditekan sekitar 5% dalam empat atau lima tahun akan mendorong pertumbuhan ekonomi sekitar 0,8%-1%.
"Dipastikan kembali pemerintah harus mencanangkan reformasi di bidang logistik secara menyeluruh, bukan parsial. Jangan hanya dwelling time saja," katanya.