Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia memandang tren surplus perdagangan Mei positif meskipun ekspor terus terkontraksi, sedangkan impor bahan baku dan barang modal yang masih diandalkan produsen dalam negeri terus merosot.
"Tren surplus neraca perdagangan Mei 2015 ini sangat positif dalam mendukung kinerja transaksi berjalan triwulan II/2015," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara dalam siaran pers, Selasa (16/6/2015).
Sebelumnya, Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menyampaikan penurunan impor yang tajam berpeluang mempersempit defisit transaksi berjalan kuartal II/2015 di bawah 3,5% terhadap produk domestik bruto (PDB). Pada periode sama tahun lalu, defisit mencapai 3,9% terhadap PDB atau setara US$8,8 miliar.
BPS awal pekan ini melaporkan surplus perdagangan Mei senilai US$950 juta akibat koreksi tajam impor 21,4% (year on year) menjadi US$11,6 miliar di tengah penurunan ekspor 15,2% menjadi US$12,6 miliar.
Penurunan impor didominasi oleh bahan baku/penolong dan barang modal yang selama ini dipakai untuk berproduksi oleh industri di Tanah Air.
Namun, BI memperkirakan struktur neraca perdagangan Indonesia ke depan lebih sehat dan semakin mendukung proses pemulihan keseimbangan eksternal.