Bisnis.com, JAKARTA - PT Sharp Electronics Indonesia (SEID) mengeluh daya beli atas produk-produknya menurun sejak 2014 anjlok akibat kurs dolar AS yang meningkat dan melemahkan rupiah.
Hal ini dinyatakan oleh General Manager National and Sales SEID Andry Ady Utomo pada acara Sharp Dealer Convention 2015 di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali, Jumat (12/6/2015).
"Kami bisa menjual barang tetapi kami tidak bisa membeli barang karena dolarnya yang naik sangat luar biasa, apalagi pemerintah baru belum ada perbaikan ekonomi malah mengurangi subsidi sehingga naiklah barang-barang pokok," ujar Andry.
Andry mengaku bahwa tahun fiskal 2014, SIED memang tak berhasil mencapai 100% proyeksi laba yang ditargetkan. Dia bahkan mengakuntahun fiskal 2013 masih jauh lebih menguntungkan ketimbang 2014.
Beberapa cara untuk bangkit dari kondisi pasar yang tak mulus 2014 lalu, tahun ini SIED pun semakin gencar menambah jumlah produksi dan menambah jumlah karyawannya. "Makanya saya informasikan selalu kepada dealer bahwa 2015 adalah tahun kebangkitan bagi kondisi perekonomian," tegasnya.
Dia berharap pada Juni 2016 ini SIED bisa meningkatkan daya beli masyarakat terutama produk sejenis lemari es. Andry optimis mengingat kebutuhan masyarakat pada bulan Puasa akan meningkat. []