Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tanaman Hortikultura, Ewindo Luncurkan Sejumlah Varietas Hasil Riset Terbaru

PT East West Seed Indonesia (Ewindo), produsen benih sayuran tropis hibrida cap Panah Merah, meluncurkan sejumlah varietas hasil riset terbaru.
Ilustrasi /Antara
Ilustrasi /Antara

Bisnis.com, JAKARTA - PT East West Seed Indonesia (Ewindo), produsen benih sayuran tropis hibrida cap Panah Merah, meluncurkan sejumlah varietas hasil riset terbaru.
 
Pengenalan varietas tersebut bersamaan dengan acara peringatan 25 tahun Ewindo di Pusat Penelitian dan Pengembangan serta Produksi Hortikultura, Purwakarta, Rabu (10/6).

Salah satunya cabai keriting LABA F1. Sesuai namanya cabai keriting ini bisa memberikan keuntungan berlipat bagi para penggunanya mulai dari petani sampai pedagang pengecer.

"LABA F1 mampu berproduksi sampai dengan 1,5 kg per tanaman atau 20 ton per hektare, hampir tiga kali lipat rata-rata produksi cabai keriting nasional sekitar 8 ton per hektare," ujar Managing Director PT Ewindo Glenn Pardede.

Selain itu, sambungnya, LABA F1 juga tahan penyakit layu bakteri dengan kualitas buah yang sangat baik.

Ewindo juga memperkenalkan terong ungu LAGUNA F1 yang merupakan terong hibrida tahan layu bakteri.

Selama ini, ujar Glenn,  Ewindo sudah terkenal dengan terong ungu MUSTANG F1-nya yang diakui memiliki produksi yang tinggi dan rasa buah yang enak, kini memperkenalkan LAGUNA F1 sebagai perbaikan dari MUSTANG F1 dalam hal ketahanan terhadap layu bakteri.

"Potensi produksi LAGUNA F1 mencapai 50 ton per hektare atau hampir dua kali rata-rata produksi saat ini sekitar 30 ton per hektare."

Selain dua varietas di atas masih banyak vareitas lainnya yang tahan terhadap Geminivirus, seperti mentimun ZATAVY F1 dan METAVY F1, kacang panjang KANTON TAVI dan PARADE TAVI, sampai melon melon manis GRACIA F1 dan MADESTA F1.

"Tidak kurang dari 100 varietas baru dan lama ditanam dan diperkenalkan pada acara ulang tahun Ewindo ini," ujar Glenn.

Menurutnya, ketika upaya ekstensifikasi atau perluasan area tanam sayuran sulit dilaksanakan, maka upaya intensifikasi melalui inovasi dan teknologi bisa menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan produksi.

Seperti diketahui, dari 2010 hingga 2014 luas panen sayuran Indonesia tidak beranjak dari angka 1 juta hektare dengan kecenderungan turun.

Secara umum, Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan setiap tahun sekitar 80.000 hektare lahan pertanian hilang atau beralih fungsi. Sementara di sisi lain permintaan terhadap produk hortikultura seperti cabai, tomat dan bawang merah terus meningkatkan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper