Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ide Jonan Soal Pelabuhan Besar Didukung Pengusaha

Direktur Utama PT Pelindo IV Mulyono menyatakan kesiapannya jika pemerintah menugaskan perseroan untuk membangun dan mengelola pelabuhan yang bisa disandari oleh kapal berkapasitas 300.000 DWT.
Pelabuhan Yangshan, salah satu pelabuhan terbesar di dunia/Bisnis-Yusuf W.J.
Pelabuhan Yangshan, salah satu pelabuhan terbesar di dunia/Bisnis-Yusuf W.J.

Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Utama PT Pelindo IV Mulyono menyatakan kesiapannya jika pemerintah menugaskan perseroan untuk membangun dan mengelola pelabuhan yang bisa disandari oleh kapal berkapasitas 300.000 DWT.

“Kita siap. [Namun] Yang lebih penting adalah ketersediaan muatannya. Kira-kira itu kedalamannya minus 16 meter,” ucapnya, Rabu (10/6/2015).

Mulyono memaparkan perusahaan memiliki tiga pelabuhan yang bisa dikembangkan demi merealisasi rencana tersebut. Ketiga pelabuhan tersebut antara lain, Pelabuhan Bitung, Sulawesi Utara, Makassar New Port dan Pelabuhan Sorong, Papua.

Senada dengan Pelindo IV, Pelindo I melalui Direktur Utamanya Bambang Eka Cahyana setuju terhadap rencana yang digagas Menteri Perhubungan Ignasius Jonan. Dalam hal ini, Bambang menegaskan Pelabuhan Kuala Tanjung siap melayani kapal dengan kapasitas 300.000 DWT tersebut.

Sementara itu, Ketua Umum Indonesia Nasional Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto berharap pelabuhan di Indonesia dirancang agar mampu mengantisipasi pertumbuhan muatan dan tren kapal ke depannya.

Dengan kapal berkapasitas besar, pelayanan kepelabuhanan menjadi efisien, pemakaian ruang kapal optimal dan biaya menjadi lebih kompetitif. “Otomatis biaya logistik makin efisien,” ujarnya.

Namun, INSA mencatat saat ini muatan kapal domestik berkapasitas 1.500 TEUs mengalami kesulitan optimalisasi ruang muat kapal.

Bahkan, ungkap Carmelita, mengatakan rata-rata kapasitas terisi hanya mencapai 20%-30% untuk rute Timur ke Barat.

Presiden PT Humpuss Intermoda Transportasi Theo Lekatompessy mengatakan memang perlu dibangun pelabuhan dengan kapasitas besar sesuai dengan rencana pemerintah.

Namun, dia berpendapat dengan kapasitas pelabuhan yang eksisting saat ini tidak dibarengi dengan pertumbuhan kapasitas armadanya.

Selain itu, Asas Cabotage di Indonesia belum diterapkan dengan baik sehingga masuk banyak kapal asing yang masuk. Dia berharap agar pemerintah memanfaatkan kapasitas pelabuhan dengan maksimal.

“Coba, peniti impor bahkan kancing baju impor dari Cina berarti kapal dari Cina masuk dan kapal Indonesia bisa mati,” ucapnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper