Bisnis.com, JAKARTA- Maskapai Wings Air, anak usaha Lion Group menargetkan peningkatan jumlah penumpang pada tahun ini sebanyak 5,2 juta orang.
Atau meningkat 20% dibandingkan capaian 2014 yakni 4 juta penumpang karena ada pertambahan jumlah pesawat terbang.
Saat ini Wings Air mengoperasikan 40 unit pesawat ATR berbagai jenis yang melayani 176 frekuensi penerbangan perhari di 67 kota yang berkarakter remote area.
Direktur Utama Wings Air Ahmad Hasan mengatakan meski secara umum perekonomian nasional berjalan lambat, pertumbuhan penumpang pesawat yang menghbuungkan kota besar dan daerah terpencil justru meningkat.
“Buktinya, rata-rata tingkat keterisian penumpang Wings Air lebih dari 75% dalam setiap penerbangan,” jelasnya dalam acara penyambutan pesawat ATR ke-50 yang dipesan dari pabrikan ATR di Italia, Jumat (5/6).
Dengan adanya penambahan pesawat ATR dan frekuensi terbang serta rute baru, pihaknya menargetkan tingkat keterisian penumpang Wings Air akan mencapai rata-rata 90% dalam setiap penerbangan.
“Kami optimistis karena di negara kepulauan seperti Indonesia ini, moda transportasi yang paling cepat adalah pesawat terbang yang saat ini bisa diakses oleh masyarakat di daerah terpencil,” paparnya.
Menurutnya, masih banyak rute baru yang akan diterbangi oleh Wings Air seperti di daerah Kalimantan Barat dan Selatan dengan contoh Putusibau-Banjarmasin, atau daerah Maluku yang menghubungkan Ambon dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat.
“Atau juga menambah frekuensi penerbangan seperti Nabire-Jayapura menjadi dua kali sehari dan sejumlah rute lain di Nusa Tenggara Timur. Intinya setiap kami membuka rute baru akan tercipta pasar di situ,” ucapnya.
Hasan mengatakan, selain 40 unit ATR yang dioperasikan oleh Wings Air, ada 10 unit pesawat dari pabrikan yang sama tengah digunakan oleh Malindo Air, akan usaha Lion Group yang berbasis di Malaysia.
“Pada akhir 2014 kami memesan 100 pesawat ATR dengan perincian 20 unit jenis ATR 72-500 dan 80 unit ATR 72-600. Dengan kedatangan pesawat ke-50 berarti masih ada 50 pesawat lagi yang akan datang hingga 2019,” jelasnya.
Dia mengatakan, 50 pesawat ATR itu senilai US$1,25 miliar sehingga secara keseluruhan 100 pesawat pesanan Lion Group itu bernilai US$2,5 miliar.
CEO Lion Group Edward Sirait menjelaskan, pihaknya tetap akan memfokuskan model bisnis Wings Air pada penerbangan remote, yang berfungsi sebagai maskapai pengumpang bagi Lion Air dan Batik Air yang juga merupakan entitas bisnis Lion Group.
“Kami melihat pasar penerbangan remote tetap bertumbuh karena daya beli masyarakat di daerah juga tinggi. Karena itu model bisnis Wings Air tetap seperti yang sudah kami gariskan sejak awal,” ungkapnya.