Bisnis.com, WINA – Organisasi Negara Eksportir Minyak (OPEC) lagi-lagi memutuskan mempertahankan volume produksi minyaknya, dengan alasan produksi minyak Amerika Serikat pun akan terus meningkat dalam beberapa waktu ke depan.
Sebanyak 12 negara anggota OPEC mempertahankan prodduksi harian mereka di level akumulasi 30 juta barel. Putusan tersebut sejalan dengan proyeksi para ekonom dan analis yang disurvei Bloomberg.
“Hal yang paling penting adalah bukan kuotanya, tapi apa yang kita hadapi dengan tetap tingginya produksi dalam beberapa waktu mendatang. Jika nilai produksi ini dipertahankan, saya kira ini tidak relevan,” kata analis komoditas UBS Group, Giovanno Staunovo, Jumat (5/6).
Seperti diketahui, negara-negara OPEC sebelumnya pun mempertahankan angka produksi mereka saat terakhir kali mengadakan pertemuan November lalu untuk mempertahankan pangsa pasar (market share).
Tingginya pasokan OPEC yang dibarengi dengan melonjaknya produksi minyak mentah AS mendorong turun harga energi dunia, sekaligus secara serentak menyebabkan deflasi hingga puluhan negara beramai-ramai menetapkan kebijakan moneter longgar.
Per hari ini, harga minyak mentah diperdagangkan di level US$62,60 per barel. Menteri Perminyakan Irak Adel Abdul Maidi menyampaikan harga akan bergerak ke level US$75 per akhir tahun ini.
