Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Greenpeace Pantau Kebijakan Baru Deforestasi APRIL

Asia Pacific Resources International Limited (APRIL) Grup, induk usaha PT Riau Andalan Pulp and Paper memperkuat kebijakan pengelolaan hutan lestari (sustainable forest management policy/SFMP) versi 2.0 dengan menambah sejumlah indikator. Langkah tersebut memastikan, seluruh rantai pasok bahan baku bebas dari deforestasi.

Bisniscom, PEKANBARU--Asia Pacific Resources International Limited (APRIL) Grup, induk usaha PT Riau Andalan Pulp and Paper memperkuat kebijakan pengelolaan hutan lestari (sustainable forest management policy/SFMP) versi 2.0 dengan menambah sejumlah indikator. Langkah tersebut memastikan, seluruh rantai pasok bahan baku bebas dari deforestasi.

"Ini langkah besar dalam 15 tahun petualangan kelestarian kami. SFMP ini benar- benar tentang bagaimana konservasi diterapkan saat ini, bukan sekadar janji di masa mendatang. Kami menerapkan bebas deforestasi, konservasi, memberi manfaat secara sosial dan ekonomi bagi Indonesia, serta masa depan yang lebih lestari bagi perusahaan dan pelanggan kami," kata Presiden APRIL Group, Praveen Singhavi saat mengumumkan penguatan SFMP APRIL di Jakarta, Rabu (3/6/15).

Dengan SMFP 2.0, APRIL Group menyetop pemanenan kayu yang bukan berasal dari tanaman sejak 15 Mei 2015. APRIL Group juga memastikan seluruh rantai pasok bahan bakunya bebas dari deforestasi serta menambah penilaian Stok Karbon Tinggi untuk memperkuat upaya konservasi yang dilakukan.

APRIL grup pun berhasil memperoleh capaian bagus untuk program ambisius konservasi hutan seluas areal tanaman. Saat ini luas hutan yang dikonservasi mencapai 70% dari target 480.000 hektare.

Penguatan SFMP juga memastikan APRIL Group akan meningkatkan pengelolaan gambut, dan lebih transparan dengan prinsip Padiatapa (Persetujuan Atas Dasar Informasi Tanpa Paksaan) dalam menjalankan kemitraan dengan masyarakat.

Penguatan SFMP itu juga diiringi dengan bergabungnya Greenpeace untuk mengawal implementasi kebijakan tersebut. Sebelumnya, telah dibentuk komite penasehat para pihak (Stakeholder Advisory Commitee/SAC) yang terdiri dari Budi Wardhana (WWF Indonesia), Peter White (WBCSD), Jeff Sayer (James Cook University), Al Azhar (Lembaga Adat Melayu Riau), and Chairman Joe Lawson, yang memantau pelaksanaan kebijakan terbaru APRIL grup.

Pengkampanye hutan Greenpeace Indonesia, Bustar Maitar menjelaskan, langkah Greenpeace mendukung APRIL karena ada komitmen kuat dari manajemen kelompok tersebut untuk menjaga hutan alam dan mengelola hutan secara berkelanjutan. "Melihat komitmen APRIL, kami cukup optimis SFMP 2.0 ini bisa diwujudkan di lapangan," kata Bustar.

Dia bahkan menyatakan, dengan komitmen seperti yang dicanangkan APRIL Group, maka langkah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk mendorong pengelolaan hutan produksi lestari akan lebih mudah diwujudkan. Bustar secara khusus meminta agar pemerintah memberi dukungan bagi perusahaan yang secara progresif dalam reformasi sektor kehutanan seperti APRIL.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper