Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

APRIL Pastikan Rantai Pemasok Bebas Deforestasi

Perusahaan kertas APRIL Group yang merupakan induk usaha PT Riau Andalan Pulp and Paper memastikan untuk menghilangkan kegiatan deforestasi dari rantai pasoknya melalui kebijakan pengelolaan hutan lestari (sustainable forest management policy) SFMP versi 2.0 dengan menambahkan sejumlah indikator.
foto: antara
foto: antara

Bisnis.com, PEKANBARU—Perusahaan kertas APRIL Group yang merupakan induk usaha PT Riau Andalan Pulp and Paper memastikan untuk menghilangkan kegiatan deforestasi dari rantai pasoknya melalui kebijakan pengelolaan hutan lestari (sustainable forest management policy) SFMP versi 2.0 dengan menambahkan sejumlah indikator.

Presiden Asia Pacific Resources International Limited (APRIL) Group, Praveen Singhavi, mengatakan langkah itu untuk memastikan, seluruh bahan baku yang digunakan perusahaan berasal dari pemasok yang bebas dari deforestasi. Menurutnya, kebijakan tersebut merupakan langkah besar dalam 15 tahun pengelolaan hutan oleh kelompok usahanya.

“SFMP ini benar-benar tentang bagaimana konservasi diterapkan saat ini, bukan sekadar janji di masa mendatang. Kami menerapkan bebas deforestasi, konservasi, memberi manfaat secara sosial dan ekonomi bagi Indonesia, serta masa depan yang lebih lestari bagi perusahaan dan pelanggan kami,” katanya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis.com, (4/6/2015).

Melalui SMFP 2.0,  APRIL memastikan untuk menghentikan pemanenan kayu yang bukan berasal dari tanaman sejak 15 Mei 2015.  APRIL juga memastikan seluruh rantai pasok bahan bakunya bebas dari deforestasi serta menambah penilaian stok karbon tinggi untuk memperkuat upaya konservasi yang dilakukan.

APRIL pun berhasil memperoleh capaian bagus untuk program ambisius konservasi hutan seluas areal tanaman. Saat ini luas hutan yang dikonservasi mencapai 70% dari target 480.000 hektare.

Penguatan SFMP juga memastikan APRIL akan meningkatkan pengelolaan gambut, dan lebih transparan dengan prinsip Padiatapa (Persetujuan Atas Dasar Informasi Tanpa Paksaan) dalam menjalankan kemitraan dengan masyarakat.

Penguatan SFMP itu juga diiringi dengan bergabungnya Greenpeace untuk mengawal implementasi kebijakan tersebut. Sebelumnya telah dibentuk komite penasehat parapihak (Stakeholder Advisory Commitee/SAC) yang terdiri dari Budi Wardhana (WWF Indonesia), Peter White (WBCSD), Jeff Sayer (James Cook University), Al Azhar (Lembaga Adat Melayu Riau), and Chairman Joe Lawson, yang memantau pelaksanaan kebijakan terbaru APRIL grup.

Pengkampanye hutan Greenpeace Indonesia Bustar Maitar menjelaskan langkah Greenpeace mendukung APRIL karena ada komitmen kuat dari manajemen kelompok tersebut untuk menjaga hutan alam dan mengelola hutan secara berkelanjutan.

“Melihat komitmen APRIL, kami cukup optimis SFMP 2.0 ini bisa diwujudkan di lapangan,” kata Bustar.

Dengan komitmen seperti yang dicanangkan APRIL grup, maka langkah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk mendorong pengelolaan hutan produksi lestari akan lebih mudah diwujudkan.

Dirjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan IB Putera Parthama menyambut baik langkah APRIL grup. “Pemerintah secara adil akan mendukung langkah-langkah yang diambil dengan tetap mengawasi implementasinya,” katanya.

Dia mendorong agar perusahaan lain bisa mengikuti langkah APRIL grup. Menurut dia, hal itu dikarenakan produk ramah lingkungan kini sudah menjadi tuntutan global.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper