Bisnis.com, JAKARTA— Pembelian bahan baku oleh pabrik-pabrik di Indonesia anjlok pada Mei, mengindikasikan permintaaan masih lesu menjelang Ramadan.
HSBC Indonesia Manufacturing PMI yang diterbitkan Senin (1/6/2015) menyatakan PMI Indonesia pada Mei ada di posisi 47,1.
Indeks PMI mengukur pertumbuhan kinerja industri manufaktur dengan angka 50 menunjukkan ekspansi. Angka 47,1 menandakan kinerja industri manufaktur Indonesia masih dalam kondisi kontraksi pada Mei.
Data yang menonjol dari survei Mei adalah anjloknya pembelian bahan baku produksi di saat stok masih menumpuk menjelang hari raya dan bulan Ramadan.
Indeks PMI menunjukkan penurunan tertajam dalam pembelian bahan baku oleh industri manufaktur Indonesia sejak survei dimulai pada April 2011.
Persediaan bahan baku di gudang pabrik-pabrik di Indonesia hanya berkurang sedikit, sedangkan stok barang jadi semakin bertambah.
“Jatuhnya pembelian bahan baku menjadi bukti anjloknya permintaan dalam beberapa bulan terakhir. Industri manufaktur sepertinya akan menjadi beban utama pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2015,” kata Pollyanna de Lima, ekonom dari Markit.
HSBC Indonesia Manufacturing PMI
Bulan | Indeks PMI |
Mei | 47,1 |
April | 46,7 |
Maret | 46,4 |
Februari | 47,5 |
Januari | 48,5 |
Sumber: Markit Economics