Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Alasan DPR Minta Panasonic Award Dihentikan

Komisi I DPR yang membidangi penyiaran meminta tayangan panasonic award dihentikan. DPR menilai program tersebut tidak sesuai dengan kaedah yang termuat dalam UU Penyiaran.nn
Panasonic Gobel Awards 2015/Panasonicgobelawards.com
Panasonic Gobel Awards 2015/Panasonicgobelawards.com

Bisnis.com, JAKARTA - Komisi I DPR yang membidangi penyiaran meminta tayangan panasonic award dihentikan. DPR menilai program tersebut tidak sesuai dengan kaedah yang termuat dalam UU Penyiaran.

Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq mengaku sangat heran saat melihat tayangan yang memenangi award tersebut adalah program yang justru pernah menerima sanksi Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).

"Program YKS yang sudah diberhentikan KPI tapi masuk nominasi, sinetron 7 Manusia Harimau yang ditegur keras KPI malah jadi pemenang. Lebih konyol lagi program Fesbuker yang pernah diberhentikan sementara oleh KPI juga menjadi pemenang," katanya dalam siaran pers yang diterima, Minggu (31/5/2015).

Dia menjelaskan, program-program tersebut telah mendapat sanksi dari KPI karena isi tayangannya melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS).

"Maka tak heran bila panasonic award kali ini mendapat reaksi negatif dari masyarakat," imbuhnya.

Dengan mengacu kepada survey rating dari AC Nielsen untuk nominasi dan sms masyarakat untuk penentuan pemenang, imbuhnya, panasonic award bisa dituduh banyak pihak lebih sebagai agen industri dan pembenaran terhadap selera rendah sebagian masyarakat.

Apalagi, Panasonic Award tidak melibatkan KPI sebagai lembaga yang oleh UU Penyiaran diberikan otoritas penilaian dan pengawasan isi siaran.

"Dan yang lebih serius penilaian yang dilakukan Panasonic Award ada yang bertabrakan dengan arah dan tujuan penyiaran nasional yang selama ini diatur dalam UU Penyiaran," ujarnya. []

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Tegar Arief
Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper