Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MUSIM GILING 2015: PG Djatiroto Targetkan Produksi Naik Drastis

Pabrik Gula Djatiroto milik PT Perkebunan Nusantara XI (Persero) ditarget mencapai kenaikan produksi gula kristal putih secara drastis pada musim giling tahun ini, yaitu menjadi 93.000 ton dari realisasi 69.000 ton tahun lalu.
 Pabrik Gula Djatiroto ditarget mencapai kenaikan produksi gula kristal putih secara drastis /ilustrasi
Pabrik Gula Djatiroto ditarget mencapai kenaikan produksi gula kristal putih secara drastis /ilustrasi

Bisnis.com, SURABAYA – Pabrik Gula Djatiroto milik PT Perkebunan Nusantara XI (Persero) ditarget mencapai kenaikan produksi gula kristal putih secara drastis pada musim giling tahun ini, yaitu menjadi 93.000 ton dari realisasi 69.000 ton tahun lalu.

GM PG Djatiroto Edi Pangestu menjelaskan pabriknya akan melakukan perubahan radikal, khususnya dari segi sistem tebang angkut. Masa giling sendiri akan dimulai pada 31 Mei dan tebu baru akan ditebang sehari sebelumnya.

“Untuk mencapai target itu, kami akan ubah sistem tebang muat angkut. Mulai tahun ini tebang angkut sampai pada saat penggilingan tidak boleh lebih dari 10 jam, harus langsung giling,” jelasnya kepada Bisnis, Jumat (29/5/2015).

Semakin panjang waktu tebang angkut, potensi kerugian akan makin menganga. Selama ini waktu tebang angkut di PG terbesar milik PTPN XI berkapasitas 7.000 ton cane/day (TCD) itu masih lebih dari sehari.

“Strateginya, kami akan memakai sistem penjadwalan menggunakan data precentage poll, untuk mengetahui mana-mana saja kebuh yang diprioritaskan untuk ditebang duluan. Kalau tebunya masih muda, kami tidak akan tebang.”

Selama ini, kata Edi, pengawasan di lapangan cukup lemah sehingga banyak tebu yang seharusnya belum layak tebang dipaksakan untuk digiling, sehingga kadar gulanya yang masih rendah tidak mampu menghasilkan GKP secara maksimal.

Mulai tahun ini, precentage poll untuk tebu milik petani dipatok pada level 12,5%, sedangkan untuk tebu milik perusahaan 14,5%. Adapun, hari kerja giling akan ditekan menjadi hanya 152 hari saja, dari realisasi tahun lalu sepanjang 174 hari.

Dengan demikian, biaya produksi diharapkan menjadi lebih terjangkau dan tingkat kemasakan tebu akan terjamin, sehingga hasil penggilingan dapat lebih maksimal.

“Intinya, kami menghindari waktu yang hilang di tengah keterbatasan jumlah hari giling. Lebih dari 152 hari, potensi kerugiannya makin besar karena potensi kerusakan mesin juga membesar.”


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper