Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku industri produk properti pasrah capaian kinerja melempem 30% pada semester I/2015 dibandingkan dengan tahun lalu akibat pelemahan pasar dan lambatnya dana pemerintah turun ke daerah.
Wakil Ketua Asosiasi Produsen Baja Ringan Indonesia, Suleman Halim mengatakan pihaknya pesimis hingga paruh pertama tahun ini permintaan produk dapat menyamai kinerja tahun lalu. Pasalnya, hingga empat bulan kinerja tahun ini, permintaan baja ringan nasional merosot antara 30% - 40%.
“Sudah pasar sepi, sekarang produsen menjual dengan margin yang semakin tipis. Semua berkorban, yang penting terjual,” tuturnya kepada Bisnis.com, Rabu (27/5).
Menurutnya, tidak kunjung mencairnya dana pemerintah pusat ke daerah menjadi penyebab utama perlambatan pasar. Ditambah lagi dengan kacaunya kepastian hukum yang berdampak pada keraguan pelaku untuk merealisasikan pembangunan properti.
Isu pengenaan pajak barang mewah untuk bangunan properti di atas 300 meter persegi, paparnya, sukses membuat pelaku wait and see dalam sektor properti. “Kinerja sektor ini kemungkinan besar sulit menyamai pencapaian tahun lalu sebanyak 600 ribu ton," ujarnya.