Bisnis.com, JAKARTA - Merespons tingginya permintaan bawang merah konsumsi dalam negeri, pemerintah berencana mengembangkan sentra komoditas tersebut di Bima, Nusa Tenggara Barat; Dompu, NTT; dan Tapin, Kalimantan Selatan.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyampaikan pengembangan beberapa sentra bawang merah dilakukan untuk menekan tingginya impor bawang merah setiap tahunnya, yaitu berkisar 30.000 -100.000 ton.
"Jadi impor kisaran itu sangat sederhana, kita tambah saja luasan 3.000-4.000 hektare, kalau produktivitasnya 10 ton, berarti kita sudah selesaikan 40.000 ton," kata Amran saat ditemui di DPR, Selasa (26/5/2015).
Adapun, selain di Bima, pemerintah juga akan mengembangkan sentra bawang merah di Dompu, NTT, dan Tapin, Kalimantan Selatan. Amran menuturkan di Bima, bawang merah akan dikembangkan di lahan seluas maksimal 2.000 ha, dan masing-masing 500-700 ha di Dompu dan Tapin.
Di sisi lain, Kementan telah mengajukan revisi anggaran pada Komisi IV DPR RI untuk menggeser sejumlah anggaran nonproduktif ke program-program yang lebih produktif.
Kementan pun mengajukan dana senilai Rp20 miliar untuk program khusus perluasan areal tanam seluas 800 hektare khusus di Bima. Dengan produktivitas sebesar 10 ton per ha, maka lahan ini berpotensi memproduksi 8.000 ton bawang merah.