Bisnis.com, JAKARTA- Monroe Consulting Group, sebuah agensi rekrutmen internasional, mencatat penurunan aktivitas ekonomi di Indonesia mulai memberikan dampak bagi bisnis rekrutmen dalam negeri pada tahun ini.
Hasil tersebut didapat dari riset tahunan yang dilakukan agensi yang melibatkan 500 eksekutif dan 50 perusahaan besar di Indonesia sebagai responden penelitian.
Salah satu penemuan kunci dalam riset tersebut ialah terjadinya penurunan persentase kenaikan gaji bagi eksekutif senior. Berdasarkan laporan penelitian yang dirilis Monroe Consulting Group pada tahun lalu, hanya 1% dari eksekutif senior di Indonesia yang tidak menerima kenaikan gaji, di mana pada laporan yang dirilis pada tahun ini, sejumlah 14% dari eksekutif senior Indonesia menyatakan tidak menerima kenaikan gaji.
Disamping itu, total persentasepegawai yang mendapatkan kenaikan gaji sebesar 11% sampai dengan 15% pada tahun ini hanyalah sejumlah 17%, di mana laporan 2013 mengindikasikan 36% pegawai menikmati kenaikan gaji sebesar 11% sampai dengan 15%.
Kemudian, untuk kenaikan jabatan, angka kenaikan jabatan di Indonesia selama 12 bulan terakhir termasuk tinggi, sebesar 31%, di mana hasil penelitian yang dilakukan di negara-negara Asia Tenggara yang lain hanya mengindikasikan 21% pegawai menerima kenaikan jabatan. Namun, presentase kenaikan gaji pada saat pegawai menerima kenaikan jabatan di Indonesia terbilang rendah jika dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara yang lain.
Sebanyak 70% dari responden di Indonesia yang menerima kenaikan jabatan dalam 12 bulan terakhir menuturkan penerimaan kenaikan gaji kurang dari 20%, di mana mayoritas dari 70% responden tersebut mengaku hanya menerima 6% sampai dengan 10% kenaikan gaji. Fakta ini juga dipengaruhi oleh kebijakan mayoritas perusahaan di Indonesia yang memberikan kenaikan gaji tahunan kepada pegawai-pegawai mereka, meski tanpa memberikan kenaikan jabatan
Direktur Regional Monroe Consulting Group Andrew Hairs menyampaikan pengangkatan jabatan di Indonesia memiliki dua alasan. Yang pertama adalah karena sedikitnya jumlah profesional senior yang memaksa perusahaan untuk mengangkat pegawai internal mereka untuk mengisi posisi-posisi senior.
"Alasan kedua yakni karena perusahaan menggunakan pengangkatan jabatan sebagai sarana untuk menjaga pegawai-pegawai mereka, yang dinilai oleh perusahaan sebagai aset, untuk tidak berpindah ke perusahaan lain," katanya dalam keterangan tertulis, Senin (18/5/2015).
Survei tahunan yang dilakukan oleh Monroe Consulting Group juga mengindikasikan meskipun pegawai perusahaan menikmati perkembangan karir mereka dalam sebuah perusahaan, kenaikan gaji yang mereka terima akan tetap lebih kecil jika dibandingkan dengan kenaikan gaji yang akan mereka terima ketika pegawai-pegawai tersebut pindah ke perusahaan lain. Jumlah kenaikan gaji yang biasa pegawai dapatkan ketika berpindah tempat kerja di Indonesia adalah 20% sampai dengan 30%.
Sementara itu, Direktur Monroe Consulting Group Indonesia Bagus Hendrayono mengatakan penurunan PDB Indonesia selama 4 tahun terakhir memberikan efek negatif bagi bisnis rekrutmen nasional. Namun, pencarian kandidat yang tepat dengan tarif gaji yang sesuai tetap menjadi tantangan yang besar bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Alasan dibalik sulitnya mencari kandidat tersebut ialah kebijakan-kebijakan pemerintah yang kurang mendukung datangnya ekspatriat ke Indonesia dan belum sempurnanya sistem edukasi di Indonesia untuk melahirkan calon-calon pekerja yang dibutuhkan oleh Indonesia.
“Banyak juga dari lulusan-lulusan unggulan dari universitas universitas dalam maupun luar negeri yang tidak tertarik untuk bekerja untuk perusahaan korporasi. Sebagian dari lulusan terbaik cenderung memilih untuk bekerja di luar negeri atau bergabung dalam perusahaan keluarga," paparnya.
Berikut adalah fakta-fakta lain yang didapatkan dari penelitian Monroe Consulting Group:
-Sebanyak 21% dari profesional di Indonesia berpindah tempat kerja dalam 12 bulan terakhir, turun dari catatan pada akhir tahun lalu yakni 26%.
-Angka 21% di atas terbilang sangat rendah jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga Indonesia seperti Malaysia, Filipina dan Thailand yang berkisar pada angka 30%.
-Tingkat pertumbuhan perusahaan dari sisi jumlah karyawan pada tahun ini tidak sesuai dengan angka yang sudah diantisipasi oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia. Pada 2013, 30% dari perusahaann yang dikaji oleh Monroe Consulting Group melaporkan bahwa mereka akan menambah jumlah karyawan secara signifikan di tahun yang akan datang, di mana pada 2014 hanya 19% dari perusahaan-perusahaan tersebut yang merealisasikan pertumbuhan tersebut.
-Sebanyak 51% dari karyawan yang dikaji oleh Monroe Consulting group pada 2013 memperkirakan akan mendapatkan sedikit kenaikan, namun hanya 39% yang mendapatkan kenaikan tersebut secara nyata.