Bisnis.com, JAKARTA - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal I/2015 tercatat surplus senilai US$1,3 miliar.
Bila dibandingkan, surplus NPI dalam tiga bulan pertama tahun ini mengalami penyusutan dari neraca pembayaran pada kuartal I/2014. Pasalnya, NPI pada kuartal I/2014 mengalami surplus senilai US$2,07 miliar, merosot lebih dari separuh 59,23% apabila dibandingkan dengan pencapaian saat ini.
Surplus NPI pada kuartal I/2015 juga lebih rendah dibandingkan surplus NPI pada kuartal IV tahun 2014 yang mencapai US$2,4 miliar.
Direktur Departemen Statistik Bank Indonesia Endy Dwi Tjahyono mengatakan surplus NPI pada kuartal I/2015 didukung oleh defisit transaksi bejalan yang lebih rendah yakni US$3,8 miliar atau sebesar 1,8% produk domestik bruto (PDB).
"TMF [transaksi modal dan finansial] juga masih surplus senilai US$5,9 miliar. Namun, surplus TMF ini dibandingkan kuartal I tahun 2014 lebih rendah, yakni US$7,06 miliar dan kuartal IV tahun 2014 yang US$8,92 miliar," ujarnya di Gedung BI, Jumat (15/5/2015).
Dia menuturkan transaksi berjalan kuartal I/2015 tercatat defisit US$3,8 miliar atau 1,8% PDB.
Defisit tersebut lebih rendah dari defisit transaksi berjalan kuartal IV/2014 yang mencapai US$5,7 miliar atau 2,6% PDB dan kuartal I/2014 US$4,1 miliar atau 1,9% PDB.
"Perbaikan kinerja transaksi berjalan terutama didukung oleh berkurangnya defisit neraca perdagangan migas karena turunnya impor minyak," kata Endy.