Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tak Hanya Indonesia, Ekonomi China Juga Melambat

Bank Indonesia menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melambat tidak hanya dirasakan oleh Indonesia saja.
China/Reuters
China/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA -- Bank Indonesia menyatakan pertumbuhan ekonomiyang melambat tak hanya dirasakan oleh Indonesia saja. Bahkan, sejumlah negara lain  juga mengalami perlambatan ekonomi.

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan pertumbuhan ekonomi secara global pada tahun ini yang diperkirakan akan mencapai 3,8% mengalami koreksi menjadi 3,5%. Pada 2016, pertumbuhan yang akan mencapai 4% dikoreksi hanya tumbuh 3,8% saja.

"Ekonomi global pada 2013-2014 kondisi sama pertumbuhan ekonomi 3,3% - 3,4%. Perkiraan pertumbuhan 2015-2016 juga ikut terkoreksi," ujarnya di Gedung BI, Kamis (7/5/2015).

Kondisi dunia, lanjutnya, masih dalam proses pemulihan ekonomi yang pelan. Gejala dunia ini ditandai saat Amerika mengalami krisis besar pada.

"4-5 tahun berupaya memulihkan ekonominya dan untuk memulihkan ekonominya sampe menurunkan tingkat bunga dan menggelontorkan uang murah ke seluruh dunia," kata Agus.

Ekonomi Amerika mulai tahun 2014-2015 ini mulai pulih kembali dan akan berdampak pada kenaikan tingkat suku bunga fed fund rate dari 0,25% menjadi 7%.

"Suku bunga Amerika ini sudah 4 tahun tidak naik. Ekonomi Amerika yang mulai membaik ini akan membuat mereka menaikkan tingkat suku bunga fed fund rate pelan-pelan.

Hal itulah yang membuat kondisi secara global, mata uang dolar akan super atau menguat secara teratur karena ada proses pemulihan ekonomi Amerika.

Agus menuturkan perlambatan ekonomi karena kuatnya nilai dolar ini juga terjadi di sejumlah negara, salah satunya adalah China. Selama 20 tahun ekonomi China selalu bertumbuh sebesar 10%. Namun, pada 2012, mengalami perlambatan pertumbuhan.

"Tadinya diprediksi ekonomi China  2015 ini akan di atas 7%. Namun, diperkirakan turun dibawah 7% yakni 6,8%. Bayangkan Tiongkok yang ekonomi begitu besar saja juga ikut melambat," tuturnya.

Indonesia yang selama ini melakukan ekspor dalam jumlah besar ke China terkena imbas dari perlambatan ekonomi China. Ditambah lagi, dalam waktu 3 tahun, komoditas andalan ekspor Indonesia sebanyak 8-10 jenis mengalami pelemahan harga.

"Rusia yang kena sangsi negara barat pun ekonominya berat, malah diperkirakan minus 3,8%," ujarnya.

Kendati demikian, ada pula negara berkembang yang pertumbuhan ekonominya tidak melambat yakni India. Ekonomi India mengalami pertumbuhan yang tinggi yakni yang sebelumnya hanya diperkirakan 6,4% bisa mencapai 7%. Hal tersebut terjadi karena India melakukan pemilu sukses yang berkomitmen pada perbaikan struktural sehingga ekonominya jauh lebih baik.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yanita Petriella
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper